REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Orang tua murid RSBI 12 Rawamangun dan SMPN 99 korban intimidasi kepala sekolah mendatangi Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta. Mereka yang datang didampingi aktivis Indonesia Corruption Watch (ICW) itu memberikan hadiah korek kuping raksasa kepada Disdik DKI tersebut.
"Kami memberikan korek kuping buat Disdik DKI agar mereka mau mendengarkan intimidasi yang dialamatkan kepada kami," kata Handaru Widjatmoko, orang tua murid SDN RSBI 012 Pagi Rawamangun, Kamis (29/7). Handaru mengaku kembali mendapatkan intimidasi dari Kepala Seksi Dinas Pendidikan Dasar 02, Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Timur, Usman, yang meminta mereka untuk tidak membongkar korupsi di dalam sekolah.
Handaru khawatir, intimidasi yang dilakukan oleh oknum pejabat di Dinas Pendidikan DKI dapat berpengaruh pada nasib pendidikan anak-anaknya di sekolah. "Apalagi anak-anak kami masih bersekolah di lingkungan DKI," ujar Handaru.
Handaru mengaku pernah dipaksa untuk mencabut laporannya di Polda Metro Jaya yang terkait dengan praktik korupsi di sekolah itu. "Kala itu, anak saya tidak diperbolehkan untuk mengikuti ujian sekolah, sebelum mencabut laporan di Polda," kata Handaru.
Sementara itu, peneliti senior ICW, Febri Hendri, mengatakan intimidasi yang dialami oleh orang tua murid dan anaknya dari pihak sekolah dan penjabat dinas pendidikan merupakan ancaman yang serius terhadap pemenuhan hak-hak publik sekolah dan dinas pendidikan. Intimidasi ini dikhawatirkan dapat menyurutkan langkah orang tua murid dan publik lebih luas mengkritisai kebijakan sekolah dan pendidikan.
Febri mendesak kepala Dinas Pendidikan DKI mencopot kasie Dikdas Pulo Gadung dan kepala sekolah SMPN 99 Jakarta. Desakan pencopotan ini dilontarkan setelah ICW menerima testimoni dari beberapa orang tua murid dari SD dan SMP favorit tersebut. Dalam testimoninya, orang tua mengaku mengalami intimidasi dari pejabat dinas pendidikan dan kepala sekolah setelah dianggap mengganggu kegiatan sekolah karena mengkritisi transparansi pengelolaan keuangan sekolah.
Selain itu, di SMPN 99, Komite Sekolah mencopot jabatan Sekretaris Komite Sekolah, Yulinarwati. Menurut Yulinar, pencopotan itu dikarenakan ada ketidakpuasan dari kepala sekolah atas tuntutan transparansi keuangan yang diminta orang tua peserta didik. Mereka mendesak sekolah untuk melaporkan penggunaan dana BOS dan BOP di sekolah tersebut.
Perwakilan orang tua murid ini kemudian di terima oleh Manajer BOS dan BOP DKI Jakarta, Budi Sulistyono. Budi mengaku akan menyampaikan keluhan orang tua murid ini kepada Kepala Dinas DKI Jakarta, Taufik Yudhi.