REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Jumlah pengemis di Kota Bekasi pada Ramadhan kali ini meningkat hingga mencapai 20 persen. Peningkatan 20 persen atau sekitar 80 orang itu disebabkan pengemis musiman yang hanya ada pada saat Ramadhan.
Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Pol PP) Dedi Djuanda mengatakan pengemis musiman itu tersebar di beberapa tempat keramaian. Di antaranya, pasar Pondok Gede, jalan Achmad Yani, M Hasibuan, dibeberapa pertigaan dan masjid-masjid di Kota Bekasi. "Saat ini tren pengemis dari luar kota sudah meningkat," kata Dedi, kepada wartawan, Rabu (18/8).
Menurut data yang dihimpun Pol PP pada tahun lalu jumlah pengemis musiman mencapai 403. Jumlah tersebut diperkirakan bertambah menjadi 483 pengemis. Mayoritas pengemis musiman itu berasal dari Indramayu dan Karawang, Jawa Barat.
Dedi mengatakan selama Ramadhan mereka menyewa rumah kost di belakang stasiun Bekasi, dan belakang kantor asuransi Wahana Tata di Jalan Achmad Yani. Para pengemis itu melakukan aksinya sejak subuh dan pulang pada malam hari.
Dari beberapa kali razia, lanjut Dedi, petugas mengetahui para pengemis memiliki koordinator. "Ada dugaan para pengemis itu dikoordinir, namun selama razia kami belum berhasil menangkap koordinatornya," kata Dedi saat ditemui wartawan dikantornya.
Rata-rata, seorang pengemis mendapat Rp 70 hingga Rp 80 ribu perhari. Sebagian pendapatan itu disetor kepada koordinator. Dedi mengatakan selama ini sulit menangani masalah pengemis dan gelandangan yang terus meningkat.
Komentar
Gunakan Google Gunakan Facebook