Kamis 16 Sep 2010 02:20 WIB

600 Keluarga di Cipinang Melayu Terendam Banjir

Rep: c29/ Red: irf

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Sejumlah sebelas RT di RW 4 dan RW 3, Kelurahan Cipinang Melayu, Kecamatan Makasar, Jakarta Timur, terendam. Tidak kurang dari tiga ribu warga dari 600 kepala keluarga merasakan limpahan debit air Kali Sunter. Kedalaman air mulai satu hingga dua meter.

Sebagian warga bertahan di rumahnya. Ada juga yang mengungsi keluar lingkungan mereka. “Kita sengsara,” terang seorang warga, Hartono (21 tahun), Rabu (15/9). Rumahnya di RT 1 terendam hingga dua meter. Lima saudara dan kedua orangtuanya masih bertahan di rumah. Bagi warga yang rumahnya berlantai satu mengungsi ke rumah tetangganya yang dua lantai. Dia mengatakan belum ada posko banjir didirikan untuk menampung pengungsi

Ada juga warga yang menempati loteng rumah. Namun, ketika hujan, mereka masuk kedalam rumah di lantai dua. Hartono memperkirakan debit air akan semakin tinggi melebihi dua meter karena hujan terus-menerus turun. Pada siang hari hujan turun mulai ba’da zuhur hingga pukul 14.00 WIB.

“Warga juga ada yang mengungsi ke Masjid al-Hidayah,” ujar Keamanan RW 4, Abdul Toyyib. Warga tinggal disana membawa pakaian seadanya. Balita dan anak-anak belasan tahun bercampur tinggal disana. Sebagian warga juga ada yang sibuk mengeluarkan air dari rumahnya. Yang jelas, terang Toyib, belum ada satupun Petugas Pemerintah Kotamadya Jakarta Timur menyambangi lokasi banjir.

Limpahan air Kali Sunter mulai memasuki lingkungan tempat tinggal mulai Selasa (14/9) pukul 20.00 WIB. Semakin malam debit air semakin banyak. Debit air pertama kali meluap merendam RT 1. Satu jam kemudian RT 1 terendam hingga satu meter. Sementara di RT 4, ketinggian air belum memasuki rumah warga. pada pagi dini hari ketinggian air sudah mencapai satu meter di RT 4.

Pada saat debit air melimpah, Hartono sedang asyik menyaksikan tayangan televisi. Ketika itu sekitar pukul 21.00 WIB. Rintikan hujan terdengar jatuh menambah debit air yang ada di depan rumahnya. Dia penasaran. Dia buka pintu depan rumah dan dilihatnya sekitar 30 sentimeter lagi air bercampur lumpur akan memasuki rumahnya.

Dia dan saudara-saudaranya memindahkan barang-barang elektronik ke tempat lebih tinggi, diantaranya televisi, blender, dan telpon rumah. Kasur rumah juga dia pindahkan ke tempat yang lebih tinggi agar bisa digunakan untuk tidur. Saudara dan kedua orangtuanya berpindah ke rumah tetangganya.

Sekitar 10 warga RT 1 juga masih ada yang mudik. “Rumahnya terkunci,” terangnya. Air limpahan berwarna coklat merendam semua perabotan rumah mereka, termasuk barang-barang elektronik. Hartono khawatir barang-barang elektronik di dalam rumah masih terhubung dengan kontak listrik. “Bahaya kalau nantinya terjadi arus pendek,” ujarnya.

Seksi Pelayanan Umum Kelurahan Cipinang Melayu, Ciptono, mengatakan RW 3 dan 4 sudah biasa terendam banjir. Dirinya mengaku sudah mendatangi lokasi banjir. “Malam takbiran kemarin saya sudah memantau hingga pintu air,” paparnya. Dirinya mengatakan perahu karet akan diterjunkan sebagai alat transportasi warga di sekitar lokasi banjir. Namun, perahu tersebut masih terpampang di kantor kelurahan.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement