REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Banjir besar diprediksi bakal kembali terjadi di Jakarta pada akhir tahun ini. Hal ini berdasarkan hasil penelitian Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo mengaku optimistis dapat menangkal prediksi BMKG agar banjir besar tidak terjadi di Kota Jakarta. “Saya dilahirkan bukan sebagai orang yang pesimis. Kami ditunjuk oleh rakyat Jakarta, karena itu berkewajiban untuk mencegah peristiwa itu terjadi,” kata Fauzi Bowo di Balai Kota DKI, Jakarta, Senin (20/9).
Sebagai putera asli Betawi, Fauzi mengaku tidak akan tinggal diam membiarkan kota kelahirannya tenggelam oleh banjir. “Namun, saya juga tidak bisa bekerja sendiri. Saya mengajak semua warga Jakarta ikut mengantisipasi terjadinya banjir ini dengan tindakan preventif. Itu merupakan kewajiban seluruh warga sebagai penduduk Jakarta,” ujarnya.
Menurutnya, antisipasi banjir besar telah dilakukan jauh-jauh hari, antara lain melakukan pengerukan sungai sejak tahun 2008-2009 lalu. Sebanyak 72 segmen kali yang kondisinya kritis berhasil dikeruk. Tahun ini, Pemprov DKI meneruskan program pengerukan terhadap enam segmen sungai di lima wilayah ibu kota.
Ini merupakan program unggulan dengan anggaran yang disediakan sekitar Rp 20 miliar dari APBD DKI 2010. Ditargetkan pengerukan enam sungai ini dapat rampung akhir tahun 2010.
Jika program pengerukan tersebut selesai, berarti sudah ada 78 segmen sungai di lima wilayah DKI Jakarta yang rampung dikeruk. Diharapkan program ini membawa dampak positif, setidaknya mampu menampung aliran air hujan dan mengurangi dampak banjir di ibu kota.
Keenam segmen sungai yang saat ini dikeruk Dinas Pekerjaan Umum DKI pada 2010 ini terletak di Kali Grogol, Kali Ciliwung, Kali Penghubung Rawa Kerbau, Kali Penghubung Kesehatan, Saluran Serdang, dan Kali Krukut Bawah.
Sedangkan program pengerukan 13 kali yang mendapatkan pinjaman Bank Dunia, sampai saat ini belum bisa dilaksanakan karena masih dalam proses penentuan pinjaman dengan pemerintah pusat. Padahal, program ini juga termasuk program yang sangat penting dalam penanggulangan bencana banjir di Jakarta.
Selain pengerukan enam segmen sungai, Kepala Dinas Pekerjaan Umum DKI, Ery Basworo, mengatakan antisipasi banjir juga dilakukan melalui program percepatan penurunan aliran genangan air di kawasan Jalan Sudirman-Jalan Thamrin. Untuk melaksanakan program ini, ada tiga proyek pembangunan sarana dan prasarana yang akan dilakukan. Yakni membuat terowongan air di bawah Jalan Thamrin, pembangunan pump gate (pompa pendorong air), dan long storage Cideng Tarakan.
Anggaran yang dialokasikan untuk proyek tersebut sekitar Rp 85 miliar, terdiri dari pump gate sebesar Rp 20 miliar, terowongan air Jl Thamrin sebesar Rp 40 miliar dan long storage Cideng-Tarakan sebesar Rp 25 miliar. Diharapkan, pembangunan terowongan air, pump gate, dan long storage ini rampung akhir 2010.
Dinas PU, lanjut Ery, juga telah menyiapkan personil, sarana, prasarana, bahan, dan peralatan pengendali banjir. “Kami selalu siap untuk menanggulangi banjir. Kami optimis banjir di Jakarta berkurang pada tahun ini,” kata Ery.
Saat ini petugas pengendali banjir di tingkat provinsi ada sebanyak 13 orang, di wilayah kota sebanyak 17 orang, operator pompa/pintu air sebanyak 276 orang. Kemudian satuan petugas (satgas) banjir tingkat provinsi sebanyak 25 orang, dan di wilayah kota sebanyak 284 orang. Pemprov DKI juga menyiapkan 323 lokasi tempat pengungsian bagi korban banjir, sarana kesehatan sebanyak 324 puskesemas, dan 134 unit ambulan gawat darurat jika banjir besar betul-betul terjadi.