Jumat 24 Sep 2010 07:00 WIB

Salah Kontruksi Pemicu Amblesnya Jalan RE Martadinata

Rep: Muhammad Fakhruddin / Red: taufik rachman

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Amblesnya jalan RE Martadinata, Tanjung Priok, Jakarta Utara diduga bukan disebabkan oleh faktor alam, melainkan diduga karena kesalahan konstruksi. Konstruksi jalan kurang memperhatikan kondisi tanah yang sudah sangat labil akibat tumpukan sampah.

Hal ini terungkap dari hasil penelitan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. “Dari hasil penelitian kami, ternyata badan Jalan RE Martadinata kurang kuat karena bertumpu pada fondasi tanah lumpur yang lembek dan selalu basah,” ujar pakar oseanografi dari LIPI, Otto S R Ongkosono, Kamis (23/9).

Ketebalan tanah yang lembek bercampur lumpur tersebut tersebut sekitar 15 meter. Dari hasil telaah secara seksama di lokasi kejadian, tanah yang dijadikan pondasi jalan tersebut sudah sangat labil, bahkan bercapur dengan sampah serta material lainnya yang terlihat jelas di sisi konstruksi yang ambles.

Bergesernya material bekas tumpukan sampah membuat tanah berongga dan tidak padat. Sementara, pondasi jalan tidak memadai dan tepi jalan tidak diperkuat dengan struktur penahan pelongsoran atau penggerusan. Di sisi lain, badan jalan harus menanggung beban berat yang berasal dari kendaraan yang melintas di jalan tersebut.

Praktis, hilir mudik kendaraan yang melintasi jalan tersebut selama ini hanya ditahan oleh beton yang berada di permukaan jalan. Sedangkan di bawah beton jalan tidak ada pondasi yang menancap ke tanah. Lantaran hanya ditopang oleh tumpukan sampah, gesekan air membuat tanah mudah bergeser dan keropos. Tak heran retakan beton pada permukaan jalan langsung membuat badan jalan ambles.

Dalam penelitiannya, Otto menyatakan, beton jalan pada penampang tegak di jalan yang ambles setebal 27 cm hingga 30 cm. Kemudian dilapisi dengan aspal setebal 5 cm hingga 6 cm dengan kerikil 2 cm. Ditemukan juga aspal setebal 22 cm yang dilapisi dengan beton kurang semen. Selain itu terdapat beton kerikil, aspal setebal 13 cm, aspal setebal 20 cm, dan kerikil lepas setebal 22 cm. Ada juga beton setebal 10 cm hingga 15 cm.

Beton dengan ketebalan tersebut ditengarai tidak cukup kuat menahan beban. “Jalan amblas karena badan jalan melampaui titik kritis daya dukungnya dalam memangku transportasi kendaraan. Khususnya kendaraan berat dalam frekuensi yang tinggi,” ungkapnya.

Otto juga menemukan indikasi adanya pengerukan tanah di sekitar lokasi untuk dijadikan tempat manuver kapal berukuran sekitar 50 meter. Faktor tersebut diperkirakan ikut andil menjadi penyebab amblesnya Jalan RE Martadinata. Otto menegaskan, indikasi amblesnya jalan sudah diketahui jauh hari sebelum kejadian, hanya saja tidak ada orang yang mampu mengingatkannya.

Dari hasil penelitian itu, terungkap bahwa tidak tampak faktor penyebab utama yang berupa erosi, abrasi, pengaruh gelombang laut, penyusupan air asin, amblesan Jakarta, dan kenaikan muka air laut, pasut, rusaknya ekosistem mangrove, serta kesalahan penataan ruang. “Seperti yang beredar penyebab ablesnya Jalan RE Martadinata itu lantaran abrasi. Itu sudah salah kaprah,” ujarnya.

Otto menyarankan, agar pembangunan badan jalan yang baru perlu dibuat fondasi tiang pancang yang kuat dan concrete pile bulkhead pada tanah turap yang mantap di tepi jalannya. Pada bagian rataan lumpur, sebaiknya tetap ditanami dengan mangrove.

Dalam pengerukan perairan disarankan tidak melakukannya terlalu dekat dengan badan jalan. “Yang paling penting juga agar masyarakat selalu dilibatkan dalam pembangunan dan pengelolaan. Termasuk pengawasan dan pengendalian sesuai dengan kapasitas yang sepadan,” pungkasnya.

Sementara itu, anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta, Zaenudin, mengatakan pemerintah pusat harus lebih aktif dalam menyelesaikan kasus amblesnya Jalan RE Martadinata. Apalagi, amblesnya jalan tersebut merugikan masyarakat. “Saya heran, ini kan masalahnya pusat. Tapi kenapa DPR RI juga tidak ada yang tergerak untuk memanggil Kementrian PU. Justru masalah sepele seperti Taman Ria yang tidak ada kaitannya dengan masyarakat banyak diributkan,” katanya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement