REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Kementerian Pekerjaan Umum akan merombak struktur Jalan RE Martadinata dengan sistem pile slab (pile slab system/tiang pancang beton). Ke depan, ruas jalan utama menuju Pelabuhan Priok tersebut akan serupa dengan ruas jalan menuju Bandara Soekarno Hatta di daerah Pluit.
Menteri Pekerjaan Umum, Djoko Kirmanto, mengatakan, Jalan RE Martadinata yang amblas pada 16 September lalu akan dibangun ulang dengan membuat plat beton di atas yang disangga dengan beberapa tiang pancang.
“Kalau kita pakai pile slab system, tidak akan masalah walaupun di bawahnya ada air,” ujar Djoko di Jakarta, Ahad (26/9).
Guna mencegah agar bagian jalan yang masih utuh tidak ikut amblas, Djoko menerangkan, saat ini tengah dipasang tiang pancang (sheet pile) di bahu jalan tersisa. “Mudah-mudahan semua perbaikan ini selesai dalam tiga bulan,” jelasnya
Ihwal proses pemeriksaan kepolisian terkait amblasnya jalan beton yang baru dibangun satu tahun tersebut, Djoko enggan berkomentar lebih jauh. “Itu bukan domain saya, silakan tanya kepolisian,” kilahnya.
Direktur Wilayah II pada Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian PU, Winarno, menambahkan, lebar beton yang akan digunakan untuk pile slab system adalah 9,7 meter. Tiang pancang yang digunakan berjumlah 64 buah dan ditanam dengan kedalaman antara 17 meter hingga 24 meter. “Daya tahan tiangnya mencapai lebih dari 50 tahun,” ujar Winarno.
Winarno melanjutkan, total panjang jalan yang ditangani mencapai 85 meter. Rinciannya, ruas jalan yang amblas sepanjang 73 meter (bukan 103 meter seperti yang selama ini ramai diberitakan, red) dan selebihnya adalah bagian jalan di sekitar yang mengalami keretakan karena instabilitas tanah.
Winarno menegaskan, pile slab system akan membuat ruas jalan yang baru lebih kuat daripada yang sebelumnya. “Seperti di jalan menuju bandara, itu kan jalan yang baru lebih kuat. Kita akan pasang tiang hingga tanah keras, sehingga aman dari gerusan,” jelasnya.
Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PU, Djoko Muryanto, menambahkan, penyebab amblasnya Jalan RE Martadinata adalah erosi air. “Penyebabnya kawasan di sekitar jalan merupakan pertemuan arus dari Waduk Sunter, Sungai Ancol, serta laut,” tandasnya.