Selasa 12 Oct 2010 04:26 WIB

KRL Mogok, Jadwal Kereta Terganggu 6 Jam

Rep: c23/ Red: Krisman Purwoko

REPUBLIKA.CO.ID,DEPOK- Permasalahan di tubuh PT KAI, kembali terjadi. Setelah kecelakaan di Pemalang, Jawa Tengah, kali ini terjadi mogok pada Kereta listrik (KRL) jurusan Jakarta-Bogor, jadwal kereta pun mengalami gangguan selama enam jam. Mogoknya KRL itu ditengarai karena kawat pantograf KRL yang telah lapuk di makan usia, sehingga mudah putus.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Republika, peristiwa itu terjadi saat KRL dengan nomor seri 584 dengan jurusan Jakarta-Bogor, mengalami mogok pada km 33+500 atau sekitar dua kilometer setelah Stasiun Depok Lama menuju Stasiun Citayam pada pukul 06.37 WIB. Setelah diselidiki, ternyata pantograf kereta tersangkut dan menyebabkan kawat aliran listrik putus.

Kepala Stasiun Depok Lama, Rochman, mengakui adanya masalah teknis yang menyebabkan KRL mogok. Ia mengatakan, pihaknya langsung memperbaiki kerusakan pada kawat listrik dengan melakukan pemadaman listrik untuk jalur KRL.

Pemadaman listrik ini dilakukan khusus untuk jalur kereta menuju Bogor dari Stasiun Universitas Indonesia hingga Stasiun Citayam selama sejam, yaitu pada 10.40 WIB- 11.40 WIB. Lalu lintas kereta kembali normal pada pukul 12.21 WIB, setelah bangkai KRL mogok yang mengangkut delapan gerbong itu berhasil ditarik ke Depo Depok. Sedangkan ratusan penumpang kereta tersebut, terpaksa berjalan kaki sejauh dua kilometer menuju Stasiun Depok Lama untuk menunggu kereta selanjutnya.

“Jadi lalu lintas kereta tetap normal, meski hanya menggunakan satu jalur rel secara bergantian,” kelit Rochman yang ditemui Republika di kantornya, Senin (11/10) siang.

Ia memaparkan, akibar mogoknya KRL tersebut, pihaknya menerapkan sistem buka tutup pada jalur rel kereta yang seharusnya digunakan menuju Jakarta dari Bogor. Akibatnya, seluruh kereta harus bergantian untuk melalui jalur tersebut dan mengalami keterlambatan yang cukup parah.

Namun, ia menegaskan, pihaknya mengutamakan kereta yang akan menuju Jakarta dari Bogor. Pasalnya, pada pagi hari, intensitas penumpang sangat besar untuk menuju ke arah Jakarta. Namun begitu, penumpukan penumpang pun tidak dapat dihindari. “Keterlambatan kereta selama 15 menit saja, akan terjadi penumpukan penumpang di Stasiun Depok Lama. Apalagi kereta mogok sampai berjam-jam,” ucapnya.

Senada diucapkan Kepala Stasiun Distrik, Wahyudin. Ia mengatakan lalu lintas kereta api tidak total dihentikan seperti isu yang beredar di tengah masyarakat. Lalu lintas kereta tetap dilanjutkan meski dengan pemberlakuan sistem buka tutup pada satu jalur rel.

Ia mengaku tidak mengetahui masalah teknis yang terjadi pada KRL yang mogok tersebut. Saat disinggung usia kawat listrik yang telah dimakan usia, ia enggan menjelaskan. Ia berkilah, hanya sebagai tenaga pelaksana operasional lalu lintas kereta pada distrik Jakarta-Bogor.“Kalau untuk perawatan kawat listrik untuk KRL, silahkan tanya kepada Daops I PT KAI. Saya hanya pelaksana operasional saja,” ucapnya.

Sementara itu, Kepala Humas Daerah Operasi (Daops) I PT KAI, mengakui mogoknya KRL itu disebabkan karena kawat listrik yang sudah tua. Namun, ia tidak menjelaskan lebih rinci seputar perawatan kawat listrik tersebut. Saat ditanya, kerugian akibat mogoknya KRL ini, ia pun tidak menyebutkan jumlahnya.

“Kerugian belum dapat diperkirakan, namun saat ini KRL yang mogok itu sudah berhasil dievakuasi dan lalu lintas kereta sudah kembali normal,” imbuhnya singkat melalui telepon genggamnya, Senin (11/10) siang.

Mogoknya KRL ini, tidak menimbulkan korban jiwa, tapi seorang penumpang yang mengalami luka di bagian dagunya, saat sedang berdiri di pintu kereta. Luka tersebut diduga disebabkan karena tergesek dengan kawat listrik yang putus karena tersangkut dengan pantograf KRL.

Sementara itu, penumpukan penumpang terjadi di Stasiun Depok Lama. Sebagian penumpang, umumnya yang akan menuju Jakarta, memilih untuk menggunakan angkutan umum dari Terminal Depok. “Saya sudah menunggu lebih dari satu jam, tetapi kereta menuju Jakarta tidak kunjung lewat. Saya naik angkot saja, daripada semakin terlambat ke kantor,” pungkasnya kepada Republika.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement