REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Amblesnya Jalan RE Martadinata dimanfaatkan oleh sejumlah orang yang meminta pungutan liar (pungli). Mereka melakukan pungli terhadap pengendara sepeda motor yang melintas di jalan yang berada persis di samping Jalan RE Martadinata. Aktivitas ini dilakukan sejak sekitar pertengahan Oktober 2010.
Akibat pungli itu, pihak Polsek Tanjung Priok memutuskan untuk menutup akses jalan pintas itu dengan menggunakan triplek, Senin (1/11). Penutupan tersebut setelah mendapatkan laporan dari pengendara sepeda motor. Mereka melaporkan karena harus membayar pungli setiap melalui jembatan tersebut.
"Pungutan liar itu tanpa sepengetahuan kami," kata Ketua Yayasan Alwarizu Iskandar, Muhammad Iskandar saat ditemui di lokasi penutupan, Senin (1/11).
Menurut pengakuannya, Yayasan pengajian yang dikelolanya memang memungut sumbangan pembangunan mesjid di lokasi itu. Ia bahkan mengeluarkan biaya untuk memperbarui tripleks dan kayu di jembatan agar aman dilalui.
Namun, Ia mengaku tidak ada paksaan untuk menyumbang. Iskandar menyayangkan jika pihaknya disalahkan memalak para pengguna jalan yang melintas. "Kalau memang betul ada pemalakan, itu bukan kami," ujarnya.
Jam operasional panitia peminta sumbangan, sambung Iskandar, hanya dari pukul 06.00 hingga 14.00 WIB. "Di luar itu, bukan untuk pembangunan masjid," katanya.
Mesjid Nurul Iman yang hendak dibangun Yayasan Iskandar ini berada di Jalan Pelita VI RT 08 RW 15 Solobone, Papanggo, Tanjung Priok, sekitar 50 meter dari jembatan rel kereta itu. Iskandar mengaku pembangunan masjid ini sempat terhenti karena tak ada biaya. "Untungnya waktu itu jalanan ambles, ya kami manfaatkan untuk mengumpulkan sumbangan," kilahnya.
Terhitung sejak Jalan RE Martadinata ambles, yayasan milik Iskandar, hingga 1 November, sudah mengumpulkan dana Rp 107.276.500. "Biaya total pembangunan masjid sampai Rp 2,5 miliar, jadi kami bersyukur banyak warga yang menyumbang saat lewat jembatan ini," kata dia
Walau begitu, Iskandar mengatakan rela kehilangan pemasukan utama pembangunan masjid, setelah akses jalan yang harus melewati jembatan itu ditutup. "Tidak apa-apa, tidak masalah, kami malah bersyukur sempat mendapat sumbangan sedemikian besar," ujarnya.
Indah, salah satu pengguna jalan yang beberapa kali melintas di sana, mengaku dipalak, dua minggu lalu saat ia melintas dari arah Ancol menuju Stasiun Tanjung Priok. "Mereka meminta sumbangannya maksa," kata dia.
Kapolsek Tanjung Priok, Kompol Budhi Herdi, saat ditemui di lokasi mengatakan, terkait dengan laporan pemalakan, ada empat warga berinisial JN, HD, US, AG, dimintai keterangan oleh pihak Polsek Tanjung Priok, Senin (1/11) sekitar pukul 10.00 WIB. Selain itu polisi juga menyita uang senilai 89 ribu rupiah dari tangan mereka.
"Tidak boleh ada lagi yang meminta sumbangan di sini, hanya kotak sumbangan yang boleh diletakkan di ujung jalan," kata Kompol Budhi Herdi.
Secepatnya, sambung dia, akses jalan ini akan dibuka agar pengguna jalan dapat kembali melintas.