REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG--Warga Kota Tangerang Selatan (Tangsel) diminta aktif memberikan partisipasi politiknya saat pemilukada, Sabtu (13/11) mendatang. "Tinggi maupun rendahnya partisipasi itu akan menentukan kepemimpinan dan pembangunan kota pemekaran dari Kabupaten Tangerang itu selama kurun waktu lima tahun ke depan," kata Sihabudin Hasyim, Wakil Ketua DPRD Kota Tangsel.
Seperti diketahui, partisipasi politik warga di tujuh kecamatan Kota Tangsel yang dulu masih bergabung dengan Kabupaten Tangerang rendah saat pelaksanaan pemilukada Kabupaten Tangerang tahun 2008. Ketujuh kecamatan tersebut adalah Serpong, Serpong Utara, Ciputat, Ciputat Timur, Setu, Pamulang, dan Pondok Aren.
Pada saat itu, jumlah pemilih di tujuh kecamatan, yang terdaftar dalam DPT (Daftar Pemilih Tetap) KPUD Kabupaten Tangerang , berjumlah 668.452 jiwa, tapi yang menggunakan hak pilih hanya 383.577 atau hanya 52,63 persen.
Saat ini, tujuh kecamatan tersebut telah menjadi bagian dari Kota Tangsel. Berdasarkan DPT KPUD Kota Tangsel, jumlah pemilih di tujuh kecamatan itu saat ini menjadi 732.195 jiwa, terdiri atas laki-laki dan wanita. Angka itu sudah termasuk 1.061 jamaah haji Kota Tangsel yang kehilangan dan 152 orang narapidana. Pengamat politik memperkirakan jumlah pemilih pada pemililukada juga rendah hanya sekitar 50 persen. Apalagi, hari pencoblosan itu sendiri dilaksanakan pada hari Sabtu, yang merupakan akhir pekan.
Kondisi itu membuat sejumlah kalangan khawatir kualitas dan kuantitas pemilukada Kota Tangsel yang baru akan pertama kali diselenggarakan itu berkurang karena ancaman rendahnya partisipasi warga.
Sihabudin menyatakan, sosialisasi, terutama pada warga yang tinggal di pemukiman menengah ke atas harus ditingkatkan. Menurutnya, warga yang tinggal di pemukiman elit itu biasanya tidak mau ambil pusing soal urusan politik dan pembangunan di daerah. "Mereka hanya menjadikan Kota Tangsel sebagai tempat tidur saja tanpa memikirkan urusan yang menyangkut kemasyarakatan," ujarnya.
Menurutnya, sosialisasi itu tidak hanya melulu soal adanya pemilukada di Kota Tangsel, melainkan juga sosialisasi pendidikan politik terhadap warga. Sehingga, kesadaran mereka untuk berpartisipasi tentang kemasyarakatan terbangun dengan sendirinya.