Senin 08 Nov 2010 04:32 WIB

Palyja Usulkan Bangun Water Treatment Plant

Rep: C22/ Red: Budi Raharjo

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--PT PAM Lyonnaise Jaya (Palyja) mengusulkan pembangunan water treatment plant (WTP) Lebak Bulus senilai Rp130 miliar kepada Pemprov DKI Jakarta. Dengan pembangunan WTP yang akan menyedot sumber air Kali Pesanggarahan, Palyja memperkirakan suplai air baku yang siap diolah dan disitribusikan ke konsumen bertambah 600 liter per detik dalam kondisi normal dan 1000 liter pe detik jika kondisi banjir.

Manager Humas Palyja, Meyritha, mengatakan hal terseut masih dalam wacana pihak Palyja yang sudah disampaikan ke Pam jaya. “Karena kita butuh air dalam jumlah luar biasa sementara menunggu proyek lainnya masih sangat lama,” ujarnya.

Menurut Mey, saat ini kapasitas produksi PT Palyja dalam mendistribusikan air bersih ke warga Jakarta masih sangat kurang, sebesar 64% dari target yang diharapkan mencapai 100%.Dari total kapasitas tersebut baru 3 sumber air baku yang mereka miliki, yaitu sumber air curah yang dibeli dari Kabupaten Tangerang sebanyak 3000 liter air per detik, sumber air Kali Krukut sebesar 400 liter per detik, dan Waduk Jatiluhur sebesar 5600 liter per detik.

Dengan rencana penambahan sumber pengolahan air baku dari Kali Pesanggarahan maka suplai air Palyja akan bertambah rata-rata 600 liter per detik. “Daripada harus menunggu proyek lain yang belum tahu kapan berjalan, proyek ini biayanya tidak begitu besar namun suplai airnya akan bertambah signifikan,” ujar Mey.

Mengenai biaya, May mengatakan menyerahkan keputusan pada pihak Pemprov DKI Jakarta. “Apakah nanti keluar dari APBD atau investor lain kami tidak berhak menjawab karena kami ini adalah perusahaan operator dan kami hanya mengusulkan,” ujarnya. Namun, apabila usulan itu diterima, Palyja akan mulai menjalankan proyek tersebut pada 2011. Sehingga, lanjutnya, rencana penambahan suplai air akan berjalan mulai 2013.

Anggota Badan Regulator Pelayanan Air Minum DKI Jakarta Firdaus Ali tak sepakat dengan usulan itu. Sebab, pembangunan WTP Lebak Bulus itu kurang efektif. Menurutnya rencana pembangunan proyek itu tidak sebanding dengan biaya yang dikeluarkan.

Apalagi volume penambahan suplai air itu nantinya juga tidak maksimal, hanya sekitar 600 liter per detik. “Seharusnya mereka menunggu rencana proyek pipa dalam tanah Waduk Jatiluhur saja sudah lebih dari cukup, apalagi suplainya akan bertambah lebih kurang 4000 liter per detik, melebihi ekpektasi,” ujarnya.

Firdaus Ali juga menambahkan rencana proyek pipanisasi Waduk Jatiluhur akan mulai berjalan 2011. Realisasi untuk penambahan suplai air curah ke masyarakat DKI Jakarta dari sumber air yang berasal dari Kabupaten Purwakarta itu pun bisa dimulai pada 2013.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement