REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Air dari PT Palyja sudah mengalir kembali ke lima RW di Kelurahan Ancol Lodan, Kecamatan Pademangan, Jakarta Utara.
"Mulai jam 9 malam air sudah mengalir di Lodan ya, termasuk yang paling ujung di RW 08," kata Humas Palyja, Meyritha Maryanie melalui layanan pesan singkat kepada Republika, Ahad (13/11).
Namun, Meyritha mengatakan air hanya mengalir di malam hari. "Dari jam 9 malam hingga jam 4 pagi. Nanti malam juga mengalir," kata dia.
Sukirno, Dewan Kelurahan Ancol Lodan, mengaku belum mendapatkan laporan dari warganya. "Saya belum mendapat laporan dari warga kalau air sudah mengalir. Tapi Mbak Meyritha (humas Palyja) sudah beritahu kalau air sudah mengalir tapi hanya dari jam 9 malam hingga jam 4 pagi," kata Sukirno kepada Republika.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, ribuan warga yang tinggal di RW 01, 02, 04, 05 dan 08 tidak mendapatkan pasokan air bersih sejak tiga bulan lalu.
"Kami sekarang kesulitan mendapatkan air yang disuplai dari PT Palyja, karena sudah tiga bulan ini air mati. Untuk mendapatkan air kami harus mencari ke Kawasan Kota yang jaraknya lebih dari 1 kilometer atau membeli melalui gerobak satu pikulnya Rp 5 ribu," ujar Rina (38 tahun), salah seorang warga RW 08 Kelurahan Ancol Lodan, Jumat (12/11).
Kondisi ini membuat resah warga, karena mereka harus berjalan sejauh 1 kilometer ke Kawasan Kota untuk mendapatkan air bersih. Pilihan lainnya membeli air pikulan seharga lima ribu rupiah satu pikulnya. Tentunya ini menjadi beban ekonomi bagi mereka yang memiliki anggota banyak di rumahnya.
Seperti yang dialami Rina, ia memiliki 10 anggota keluarga yang tinggal di satu rumah. "Air satu pikulnya lima ribu rupiah, setidaknya saya beli lima, jadi keluar uang 25 ribu rupiah, kadang lima pikul kurang. Pengeluaran jadi bertambah," kata dia.
Penyebab susahnya warga di lima RW ini mendapatkan pasokan air bersih karena adanya beberapa kebocoran pipa. "Bocornya pipa sekitar 74 persen. Karena adanya betonisasi di beberapa ruas jalan, seperti di Mangga Dua, Kampung Bandan, Ancol Lodan dan RE Martadinata," jelas Meyritha.
Beberapa hari sebelumnya, PT Palyja mengatasi keluhan warga dengan mendatangkan enam truk tanki air bersih. "Namun warga menolak, hanya warga RW 08 yang mau terima," kata Meyritha.
Sukirno membenarkan ucapan Meyritha. "Iya, warga menolaknya, karena hanya enam truk mana cukup memenuhi kebutuhan ribuan warga. Yang ada nanti berebut," kata dia.