Ahad 14 Nov 2010 23:53 WIB

Waspada, Jatanras Marak

Rep: Erdy Nasrul / Red: Endro Yuwanto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Kejahatan dengan kekerasan (jatanras) seperti perampokan kembali meramaikan Ibu Kota. Tak main-main, pelaku kini banyak menggunakan senjata api (Senpi) rakitan. Ada juga yang masih menggunakan senjata tajam (sajam) seperti golok, celurit atau pisau. Kebanyakan pelaku Jatanras mengincar sepeda motor atau menjadi pemalak.

Warga Cengkareng, Iyan Syahputra, mengatakan, pemalakan kerap terjadi di sekitar Jl Daan Mogot dekat Pasar Cengkareng hingga Terminal Bus Kalideres. "Pelakunya berganti-ganti dan kerap berpura-pura sebagai penumpang angkutan umum," ujarnya sambil menunggu bus jurusan Kalideres-Kampung Rambutan di Halte Bus Rawa Buaya, Jakarta Barat, Ahad (14/11).

Iyan mengatakan, penampilan pemalak sekarang ini tidak terduga. Lelaki 30 tahun itu pernah melihat seseorang dipalak di kawasan Terminal Bus Kalideres. Ketika itu si pemalak langsung menghampiri korban dan langsung menodongkan pisau kecil. "Korban terpaksa memberikan dompet beserta isinya," ungkap Iyan. Dia tidak mengetahui persis jumlah kasus pemalakan, yang pasti kerap terjadi.

Selain pemalakan, pelaku Jatanras juga kerap mengincar sepeda motor. Di Jl Gading Raya Depan Salon Gading Mas No 17A Rt 1/RW 10, Kelurahan Pisangan Timur, Pulogadung, Jakarta Timur. Jakarta Timur, warga dikejutkan dengan perampokan sepeda motor bernomor polisi B-6372-TUR pada malam hari. Pelaku, ZF, ketika itu menembak ke udara saat tertangkap basah oleh warga sekitar. Tapi warga langsung meringkus pelaku dan memukulinya hingga babak belur. Setelah itu baru diseret ke Mapolsek Pulogadung.

Data Humas Polda Metro Jaya menyebutkan hampir setiap hari jatanras terjadi di Ibu Kota. Tempat Kejadian Perkara meliputi jalan raya dan rumah-rumah penduduk. Modus jatanras berupa penyekapan, yaitu korban diikat tangannya dan mulutnya ditutup dengan lakban. Ada juga yang menembak terarah dengan senjata rakitan, seperti yang terjadi di Rumah Direktur Koperasi Simpan Pinjam, Andi Junet, di Jl Asia Afrika, Jakarta Selatan. Pembantunya, Ali Ghufron, terkena timah panas di perut bagian kiri.

Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Boy Rafli Amar, mengatakan, pencurian dengan kekerasan seperti itu adalah kejahatan yang sudah lama terjadi. Dirinya pun berpesan agar masyarakat tidak memakai perhiasan saat keluar rumah, terlebih bagi mereka yang menumpangi angkutan umum. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement