REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Transjakarta koridor IX (Pinangranti-Pluit) dan koridor X (Cililitan-Tanjung Priuk) akan beroperasi pada Desember. Namun, pengoperasiannya terancam diundur lantaran perbaikan halte belum selesai dilakukan.
Untuk koridor IX saja, ada 18 halte yang mengalami kerusakan. Sedangkan untuk koridor X ada 14 halte yang mengalami hal serupa. Kepala Dinas Perhubungan, Udar Pristono, berdalih saat ini proses perbaikan sedang dilakukan. Ia mencontohkan halte Semanggi yang terletak di koridor IX yang sedang digarap perbaikannya.
“Hanya saja, fabrikasi halte ini dilakukan diluar, begitu selesai bisa langsung dipasang di halte yang bersangkutan,” katanya pada Senin, (15/11). Sedangkan perbaikan halte koridor X sudah dimulai perbaikannya.
Permasalahan lainnya adalah harga bahan bakar gas (BBG) yang masih belum seragam antara perusahaan gas negara (PGN) dan Pertamina yaitu Rp 3.000 per liter setara premium (LSP). Sejak 1 April PGN menjual BBG untuk angkutan umum senilai Rp 3.600 per lsp, sedangkan Pertamina masih menjual BBG dengan harga Rp 2.562 per lsp.
Pris masih menunggu keputusan dari kementerian ESDM mengenai hal tersebut. “Tanya ke Kementerian ESDM, katanya November keputusan turun, tapi sampai sekarang belum juga ditetapkan,” ujarnya.
Karena belum ada keputusan resmi dari Kementerian ESDM sebagai alas hukum yang resmi, Pemprov menyatakan Badan Layanan Umum (BLU) Transjakarta belum berani membayar harga BBG di stasiun pengisian bahan bakar gas (SPBG) sebesar Rp 3.000. Harganya masih dibayarkan dengan harga sesuai kontrak yang ada sebesar Rp 2.562 per lsp.