REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI--Polisi menewaskan seorang pelaku perampokan bernama Abdul Muji, Selasa (16/11), di Subang, Jawa Barat. Ia merupakan bagian dari kelompok perampok yang beroperasi di Kota Bekasi.
Sehari sebelumnya, Senin (15/11), polisi melakukan penangkapan terhadap Abdul dan rekannya, Arif Wibisono, di Jati Asih, Kota Bekasi.
Keberadaan Abdul di Subang terkait upaya penangkapan tersangka lain. Polisi membawanya untuk menunjukan lokasi anggota kawanan perampok yang masih buron. Namun, ia nekat melarikan diri setelah berusaha merebut senjata api milik petugas.
"Karena melawan kami beri tindakan tegas," ujar Ade Ary Syam, Kepala Satuan Reserse Kriminal Polrestro Bekasi Kota.
Petugas menembak Abdul pada bagian dada. Dalam kondisi terluka, Abdul berusaha melarikan diri. Polisi kembali menembaknya sebanyak tiga kali. Satu peluru bersarang di paha kanan, dua lagi menembus punggung. Pelaku terjatuh dan meninggal dunia setelah mendapat luka tembak parah.
Kawan perampok yang sedang diusut terlibat lima perampokan bersenjata dalam tiga bulan terakhir. Semuanya dilakukan pada malam atau dinihari. Aksi mereka sangat meresahkan warga. Mereka tidak segan-segan mengancam dengan senjata api. Selain rumah, ruko juga menjadi target perampokan mereka.
"Terakhir tanggal 12 November mereka merampok rumah seorang pengacara di Perumahan Krangan Permai," ujar Ade.
Penyelidikan polisi berhasil menghubungkan peristiwa itu dengan laporan perampokan yang dialami pedagang ponsel di jalan Ir H Juanda, Sabtu (2/10). "Ternyata pelakunya sama," jelas Ade.
Modus pelaku, lanjut Ade, hanya mengambil barang yang mudah mereka bawa seperti perhiasan, ponsel, atau laptop. Mereka bekerja di dalam kelompok yang berjumlah empat orang. Polisi mengendus indikasi keterlibatan dua tersangka lain setelah menginterogasi Abdul dan Arif.
Di lokasi penangkapan keduanya, polisi menemukan senjata dan kendaraan yang digunakan pelaku yaitu, sepucuk pistol FN, 13 butir peluru, besi berujung runcing dan dua sepeda motor. Sedangkan barang bukti hasil rampasan adalah sembilan ponsel berbagai merk.
"Besi digunakan untuk mencongkel jendela rumah. Jika aksinya diketahui korban, mereka mengancam dengan celurit atau senjata api," kata Ade. Dua pelaku yang masih buron bernama Odoy dan Dedi. Polisi masih mencari tahu lokasi keberadaan keduanya.