REPUBLIKA.CO.ID,BOGOR--Perbaikan Jalan Raya Sudamanik, Kecamatan Parung Panjang, Kabupaten Bogor, yang menghubungkan Parungpanjang hingga Bunar yang tak kunjung direalisasikan membuat warga sekitar naik pitam. Puncaknya, sejumlah warga Kampung Cijapar, Desa Lumpang, Kecamatan Parung Panjang, Kabupaten Bogor yang merasa dirugikan akibat dampak kerusakan jalan memblokir jalan sebagai bentuk kekecewaan mereka sebagai pemerintah, Rabu (24/11).
Penutupan jalan tersebut dilakukan sekitar pukul 13.00 WIB. Warga yang emosi menggotong kayu bekas bangunan dan batu-batu besar ke tengah jalan. Akibatnya akses jalan warga menjadi lumpuh total. Bahkan kemacetan mencapai empat kilometer dan terjadi di dua arah jalan.
Menurut salah sati pengunjuk rasa, Akmal As Samail, hingga kini, kondisi jalan makin buruk dengan lubang-lubang besar disepanjang ruas jalan. '' Jalan ini sudah seperti kubangan kerbau,'' teriaknya saat berunjuk rasa.
Diutarakannya, dulu pemerintah Kabupaten Bogor melalui Bupati Rahmat Yasin pernah berjanji akan memperbaiki jalan. '' Mana janjinya, sampai sekarang tidak ada,'' tegasnya.
Hal senada juga diakui warga lainnya, Ues Kusnadi. Dipaparkanya warga sudah berkali-kali meminta keseriusan pemerintah untuk segera memperbaiki jalan tersebut. Namun, lanjutnya, keluhan warga tidak pernah mendapat respon positif dari pemerintah. ''Kami nyatakan, jalan ini kami tutup, sampai ada itikad baik pemerintah untuk merealisasikan perbaikan jalan,”katanya.
Tak hanya itu, dikatakannya, kekesalan warga juga terjadi karena pemerintah tak kunjung mengatur batasan tonase beban kendaraan yang melintas di jalan kelas III C (tidak boleh lebih dari 18 ton) itu. Menurutnya, pemerintah terus saja membiarkan truk tronton hingga lebih dari 40 ton melintas. '' Saya menduga banyak oknum aparat yang mau disogok, sehingga pelanggaran terhadap beban jalan tidak pernah tertangani,'' ujarnya.
Lebih lanjut, dikatakannya, banyaknya truk besar yang lewat membuat sejumlah warga mengalami gangguan pernafasan dan diare. Hal ini akibat debu pasir yang mencemari lingkungan sekitar.
'' kami akan unjuk rasa sampai pemerintah memberi kepastian, bukan tidak mungkin aksi berikutnya akan menuai keributan,'' ancamnya.
Sementara itu, Kapolsek Parungpanjang Akp. Dosye Titaley meminta warga untuk tetap menjaga ketertiban umum dalam menyampaikan aspirasinya. Ia meminta warga tetap memberi akses untuk kendaraan bermotor dan angkutan umum untuk lewat.
Sekitar beberapa jam kemudian, warga pun bersedia membuka jalan. Namun untuk tronton, warga tetap menolak mereka melintas.
Suasana ini sempat membuat beberapa supir truk tronton yang mengantri lewat memanas. Para supir dan warga malah sempat baku hantam.
Beruntung sejumlah petugas kepolisian dan Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan segera turun ke jalan untuk meredam suasana tersebut. Hingga pukul 16.30 warga belum bersedia membuka blokir jalan untuk tronton.