Kamis 16 Dec 2010 00:12 WIB
Jelang Pembatasan BBM Bersubsidi

Antrian Beli Premium Ramai di SPBU Depok

Rep: C23/ Red: Djibril Muhammad

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK--Pembatasan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi yang akan berlaku mulai Maret 2011 mendatang, dianggap kurang efektif. Bahkan kebijakan pemerintah tersebut akan berdampak pada kerugian para pemilik Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Pertamina.

Manager SPBU Pertamina Nomor 3416405 yang terletak di Jalan Raya Jakarta-Bogor KM 37, Jatijajar, Cimanggis, Kota Depok, Jaelani, menilai pembatasan BBM bersubsidi ini kurang efektif jika penerapannya kurang baik. Pasalnya, kendaraan pribadi pun hingga saat ini masih menggunakan premium sebagai bahan bakarnya.

"Jika pembatasan itu mulau diberlakukan pasti jelas akan ada kerugian. Di SPBU juga cukup banyak kendaraan pribadi yang menggunakan premium," kata Jaelani yang ditemui Republika di kantornya, Rabu (15/12) pagi.

Ia mengatakan, selain kendaraan pribadi, kendaraan lain seperti angkutan umum, taksi dan kendaraan roda dua juga menjadi konsumen setia premium. Di Jalan Raya Jakarta-Bogor, merupakan jalan alternatif yang banyak dilalui kendaraan untuk menuju Bogor dan sebaliknya.

Mengenai kebijakan pembatasan BBM bersubsidi, ia mengaku pihaknya telah diberikan pemberitahuan dari pemerintah sekitar tiga bulan lalu. Maka dari itu, selama tiga bulan ini, ia telah menyiapkan beberapa langkah antisipasi untuk meminimalisasi kerugian akibat pembatasan BBM bersubsidi.

"Mulai pekan depan, SPBU ini akan meningkatkan jumlah BBM jenis pertamax sebanyak 10 persen. Karena kendaraan pribadi diperkirakan akan beralih bahan bakar ke jenis tersebut," analisanya.

SPBU Pertamina Nomor 3416405 sendiri telah berdiri sejak 1993 lalu dan telah mengalami peningkatan penjualan sekitar lima persen setiap tahun, khususnya lima tahun terakhir. Dalam sehari SPBU Pertamina Nomor 3416405 akan menghabiskan sekitar 20 ton premium.

Ia mengimbau kepada pemerintah untuk mengawasi jalannya kebijakan tersebut. Ia mengkhawatirkan, dengan adanya kebijakan tersbeut, malah akan membuat BBM jenis premium langka di pasaran. "Saya sih mendukung saja kalau sudah ditetapkan pemerintah asal adil untuk masyarakat kecil," ucapnya pasrah.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement