REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG -- Jajaran direksi Perusahaan Jasa Tirta II Jatiluhur (PJT II), masih menyelidiki penyebab jebolnya pintu air kelima Bendung Curug. Pasalnya, sejak diperbaiki akhir Desember lalu, pintu tersebut masih belum dioperasikan.
Bahkan, pada saat kejadian pintu tersebut dalam keadaan stand by. Akan tetapi, tanpa penyebab yang jelas, pintu air tersebut bergeser dari posisi semula lalu jebol.
Direktur Pengelolaan Air PJT II Jatiluhur, Herman Idrus, mengatakan, debit air dari arah hilir, menunjukan posisi yang normal. Antara lain, debit yang mengarah ke Tarum Barat sekitar 27.68,4 meter kubik per menit. Sedangkan debit air yang mengarah ke Tarum Utara dan Timur, masing-masing 131.701 meter kubik dan 37,5 meter kubik per menit.
"Dengan kondisi debit air yang normal, maka ada faktor lain yang menyebabkan pintu air tersebut jebol. Saat ini, masih kita selidiki penyebabnya," ujar Idrus.
Pihaknya khawatir akibat kejadian ini pelanggan air, terutama di wilayah Jakarta yang jumlahnya mencapai 1,3 juta pelanggan dari Thames PAM Jaya dan Palyja Jakarta, pasokan air bersihnya akan terganggu.
Untuk itu, pihaknya langsung berupaya keras untuk memperbaiki pintu air yang jebol ini. Supaya, proses perbaikannya bisa maksimal, maka air yang mengalir dari Bendungan jatiluhur ke daerah hilir akan dihentikan untuk sementara waktu. Dengan kata lain, sepanjang saluran dari Bendungan Jatiluhur ke pintu Bendung Curug akan dikeringkan. Jika tak dikeringkan, maka perbaikannya akan terhambat akibat derasnya arus sungai.
"Perbaikan harus segera diselesaikan. Jika tidak, industri dan pelanggan PDAM akan komplain," ujar Idrus menjelaskan. n ita