REPUBLIKA.CO.ID,BEKASI SELATAN---Sepanjang 2010, sebanyak 1.100 siswa sekolah menengah di Kota Bekasi putus sekolah. Keluarnya para siswa tersebut bukan dipicu mahalnya biaya pendidikan. Namun, lantaran harus bekerja demi membantu perekonomian keluarga.
"Kebanyakan siswa keluar sekolah karena disuruh orang tuanya bekerja," ujar Kasi Kurikulum Pendidikan Menegah Dinas Pendidikan Kota Bekasi, Agus Enap, Senin.
Agus menerangkan siswa yang keluar sekolah tersebut terdiri dari 600 siswa SMP dan 500 siswa SMA/SMK.
Diungkapnya, Kota Bekasi telah memiliki program pendidikan gratis untuk SD dan SMP. Sementara untuk SMA/SMK, pemerintah daerah telah memberikan subsidi pendidikan. "Tapi karena sudah keinginan orangtua, kami tidak bisa mencegah siswa keluar sekolah," ujarnya.
Ketua Komisi D DPRD Kota Bekasi, Heri Koswara, menambahkan subsidi untuk SMA pada 2010 sudah dianggarkan Rp 50 ribu per siswa per bulan. Besaran subsidi yang sama juga dianggarkan untuk 2011. "Kebutuhan untuk siswa SMA sebenarnya Rp 100-125 ribu per orang, dengan subsidi itu diharapkan tidak ada lagi siswa SMP yang tidak melanjutkan," ungkapnya.
Akan tetapi jika siswa putus sekolah lantaran harus membantu orang tua, Heri mengatakan seharusnya ada penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya pendidikan. Tugas penyuluhan tersebut, ujarnya, bukan hanya menjadi tugas Dinas Pendidikan. "Masyarakat juga harus membantu untuk mewujudkan wajib belajar 12 tahun," ungkapnya.