REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo, mengatakan gedung-gedung tinggi di Jakarta telah distandarkan untuk bisa menahan gempa beberapa skala richter.
"Secara teoritis bangunan pencakar langit di Jakarta mempunyai daya tahan yang sama dengan yang di Jepang. Tapi, kita tidak boleh lengah," kata Fauzi Bowo alias Foke di Balaikota DKI Jakarta, Senin (14/3).
Foke menyatakan hal tersebut menyusul gempa skala 8,9 skala richter yang terjadi di Jepang. Meski diterjang gempa hebat, Foke mengatakan banyak gedung dan bangunan di Jepang yang masih berdiri dan tahan dari goncangan gempa dan terjangan tsunami air laut. Oleh karena itu, Foke meminta kepada Sekda DKI sebagai Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah untuk mempelajari dan mengevaluasi gempa dan tsunami di Jepang tersebut.
Bahkan saat terjadi bencana di Jepang tersebut, Asisten Pembangunan dan Lingkungan Hidup DKI Jakarta untuk mengundang Tim Penasehat Konstruksi Bangunan (TPKB) guna membahas persyaratan kekuatan konstruksi bangunan dalam konteks lingkungan strategis yang berubah. Asisten Pembangunan juga diminta untuk meminta pendapat dari para profesor ahli bangunan pencakar langit.
"Saya tahu sekarang ini ada faktor keselamatan yang diberlakukan untuk bangunan-bangunan yang pencakar langit. Tapi, seberapa jauh faktor keamanan itu bisa menjamin keselamatan terhadap gempa," katanya.
Foke mengatakan bangunan empat lantai dan rumah toko (ruko) yang tidak memerlukan penasehat bangunan atau tim konstruksi juga perlu diperhatikan faktor keamanannya. "Saya kuatir karena di situ dilakukan banyak penghematan oleh pemilik bangunan sehingga yang dipakai tidak sesuai dengan konstruksi yang disetujui," katanya. "Yang punya gedung atau rumah sudah berhemat setengah mati, kontraktornya juga hemat setengah mati karena mau untung. Akhirnya, ujung-ujungnya membahayakan para pengguna dan pemakai bangunan tersebut. Saya tidak menuduh, tetapi mengkhawatirkan terjadi hal itu pada bangunan tiga atau empat lantai. Kalau kita lihat di kota-kota yang menelan banyak korban itu di bangunan tiga-empat lantai seperti ini."