TEMANGGUNG-- Sekitar 20 ribu petani tembakau Temanggung, Jawa Tengah menggelar istighotsah kubro, Sabtu (8/5). Acara yang berlangsung di alun-alun kota tersebut untuk mendoakan kehidupan petani tembakau yang terus mendapat tekanan dari berbagai pihak saat ini. Istighotsah tersebut sekaligus sebagai bentuk perlawanan petani terhadap RPP pengendalian tembakau bagi kesehatan.
Di antara ribuan petani tampak hadir, sejumlah ulama Temanggung, di antaranya, KH Nasucha Utsman, KH Cholil Asy’Ari, Ketua MUI Temanggung KH Yakub Mubarok, KH Wes Alqorni, KH Shodiq Mubasyir, KH Ain Abd Hamid, dan Thohir Mukhlasin. Hadir pula Sastro Ngatawi dari Jakarta memberikan tausiyah pada ribuan petani tembakau.
Di setiap sudut jalan menuju alun-alun, tampak ratusan parat dan organisasi massa mengamankan jalannya istighotsah. Sedikitnya 300 personel aparat kepolisian,30 personel Satpol PP, 300 personel banser, puluhan anak-anak jalanan, dan satu pleton TNI.
Dalam orasinya, Sekretaris APTI Temanggung, Agus Setyawan, menyatakan, istighotsah yang mereka gelar tersebut untuk menunjukan perlawanan petani tembakau pada elit politik di Jakarta yang masih menggodok regulasi pertembakauan, yakni rancangan peraturan pemerintah (RPP) pengendalian dampak tembakau bagi kesehatan. Regulasi itu dinilai mengganggu kehidupan petani tembakau.
“Bagaimana beratnya menjadi petani tembakau dan kami setiap tahun terus bersusah payah dan tembakau telah menjadi sumber penghidupan kami, usaha puluhan tahun kami itu akan dihancurkan begitu saja oleh pemerintah. Karena itu, kami menolak keras RPP pengendalian dampak tembakau bagi kesehatan. Kami ingin regulasi yang adil bagi petani tembakau,” ujar Agus.
Hal senada disampaikan Sastro Ngatawi saat memberikan tausiyah di hadapan puluhan ribu petani tersebut. Menurutnya, pemerintah memiliki kepentingan dan agenda besar di balik pembahasan regulasi pertembakauan, yakni kepentingan internasional yang ingin mematikan petani tembakau di dalam negeri.