SOLO--Meski sempat menuai penolakan dari sejumlah pedagang, Pemerintah Kota (Pemkot) Solo akhirnya tetap akan memberlakukan Car Free Day. Hari bebas kendaraan tersebut rencananya dimulai pada 30 Mei mendatang.
Demikian diungkapkan Wakil Wali kota Solo FX Hadi Rudyatmo kepada wartawan saat ditemui di Balaikota Solo, Senin (10/5). Rudy sapa akrabnya, mengatakan pihak Pemkot telah memerintahkan dinas terkait untuk mempercepat realisasi car free day di Jalan Slamet Riyadi. "Pelaksanaan car free day hanya pada hari minggu, " ujarnya.
Penerapan hari bebas kendaraan di sepanjang Jl Slamet Riyadi, lanjut Rudy, tidak akan dilaksanakan hanya pada beberapa bagian jalan. Pemberlakukannya akan dimulai dari ruas Jalan Slamet Riyadi dari Purwosari hingga ke Gladag. Sepanjang kawasan jalan Slamet Riyadi tersebut akan bebas kendaraan selama empat jam yakni, dari pukul 05.00 – 09.00.
Rudy menambahkan untuk mengantisipasi penolakan dari sejumlah pihak, Pemkot akan membantu sosialisasi kepada warga. Sosialisasi tersebut akan dia lakukan melalui berbagai pertemuan yang dihadiri warga. "Kami akan sosialisasi di setiap pertemuan warga, karena pada prinsipnya kami terbuka jika ada warga yang ingin berpendapat, " ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan (DIshub) Solo Yosca Herman Soedrajat mengakui akan diterapkannya car free day sepanjang Jl Slamet Riyadi dari Purwosari hingga gladag. Lantaran hal itu, dia telah menyiapkan jalur alternatif bagi pengendara. "Di jalur selatan, pengendara dapat melalui Jl Rajiman, sementara sebelah utara di Jl Ronggowarsito, " jelasnya.
Dia menambahkan jalur lambat di sisi Jl Slamet Riyadi tetap dapat digunakan oleh kendaraan tak bermesin seperti becak. Sementara untuk kendaraan umum dan sepeda motor disarankan menggunakan jalur alternatif.
Penerapan car free day di Solo dinilai perlu dilakukan mengingat volume kendaraan yang terus bertambah. Yosca mengungkapkan setiap tahun jumlah pemakai kendaraan naik 7,5 persen. Hal itu, ujar dia, menambah polutan di udara kota Solo. “Diharapkan dapat mengurangi polusi udara di kota Solo,” terang Herman