REPUBLIKA.CO.ID,MOJOKERTO-–Insiden anarkis di halaman Gedung DPRD Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur Jumat (21/5) sedikitnya mengakibatkan 22 mobil hancur dan 10 di antaranya dibakar massa dengan bom molotov saat penyampaian visi dan misi calon bupati dan calon wakil bupati setempat. Salah satunya mobil dinas Wakil Walikota Mojokerto, H Masud Yunus, yang diundang menghadiri acara itu juga ludes dilalap api.
Kerusuhan berawal sekitar pukul 09.10 WIB ketika puluhan massa datang di depan pagar Gedung DPRD setempat. Karena tidak bisa masuk gedung massa akhirnya bersitegang dengan polisi. Sejurus kemudian, massa melampiaskan kemarahannya kepada mobil yang d iparkir termasuk mobil dinas milik Pemkab Mojokerto berpelat nomor merah dan mobil pribadi milik PNS pemkab setempat yang berpelat hitam.
Sebelumnya pembakaran hanya di timur gedung DPRD. Tetapi merembet ke depan Kantor Bappeda Mojokerto, dekat masjid, depan Kantor Satpol PP, depan Kantor Bawas dan dekat Pendapa Maja Tama Kabupaten Mojokerto. Puluhan karyawan Pemkab dibantu aparat memadamkan dari sumur pompa dan mendatangkan tiga mobil PMK.
Keteganganpun semakin memuncak lantaran ada tiga pengunjuk rasa masuk ke lobi DPRD mengambil kursi yang dipukulkan ke benda apa saja yang ditemui. Termasuk sejumlah anggota polisi yang sedang mengamankan jalanya visi dan misi itu juga kena pukul kursi para pelaku.
Kejar-kejaran antara massa pengunjukrasa dengan polisi tidak bisa dihindari, dan sejumlah pelakupun kabur. Tetapi polisi berhasil menangkap 12 orang pengunjukrasa. Setelah di identifikasi para pelaku mengaku berasal dari Kecamatan Bangsal. Selain itu polisi juga berhasil menyita puluhan bom molotov dan pentungan besi serta golok.
Pantauan di lapangan, empat mobil terlihat tinggal kerangkanya. Sebagian mobil lagi kaca-kacanya hanya hancur, meski sempat terbakar di bagian depan atau belakang mobil. "Saat ini kita masih mendata berapa mobil yang dibakar dan siapa saja yang ditangkap," kata Kapolresta Mojokerto, AKBP Budi Riyanto saat di lokasi.
Sementara saat aksi pembakaran terjadi, pasangan nomor 1 Mustofa Kamal Pasha SE–Dra Hj Chorul Nisa M.PD (Manis) tengah menyampaikan visinya tuntas, dilanjutkan pasangan nomor 2 Wasis. Pasangan incumbent ini baru menyampaikan visi misi 10 menit, tiba-tiba terdengar suara keributan dari dalam Gedung DPRD membicarakan aksi anarkis di luar gedung yang dihadiri 41 anggota DPRD Kabupaten Mojokerto, Muspida, camat, ormas, berbagai elemen masyarakat.
"Penyampaikan visi misi sudah berjalan 10 menit, tiba-tiba terdengar suara keributan dari dalam Gedung DPRD karena ternyata terjadi aksi anarkis di luar gedung," kata salah satu PNS di skretaris dewan (sekwan) setempat.
Sementara menanggapi insiden tersebut, Kapolda Jatim, Irjen Pol Pratiknyo mengatakan, sebelum peristiwa kerusuhan terjadi, sekitar 150 orang dari Lembaga Pemberdayaan Rakyat (LPR) menggelar aksi unjuk rasa di depan gedung DPRD Kabupaten Mojokerto, menuntut penundaan pelaksanaan Pemilukada. "Secara mendadak massa menyerang dengan bom molotov," katanya di Mapolresta Mojokerto, Jalan Bhayangkara, Jumat
Petugas pun kocar-kacir menyelamatkan diri. Bahkan dari serangan itu, 10 anggota polisi diantaranya, Kapolsek Margersari AKP Komang dan Briptu Subandio anggota Polsek Suko, terkena serpihan bom molotov. 10 Korban dari petugas kepolisian itu langsung dilarikan ke rumah sakit di Mojokerto, seperti RS Rekso Waluyo dan RSUD Wahidin Sudiro Husodo. "Saat ini, semuanya masih dalam penyelidikan. Sekarang saya sudah menurunkan empat kompi dari Brimob dan Samapta Polda Jatim untuk menjaga KPU, Polres, Polresta dan DPRD," pungkasnya.
Dikonfirmasi terpisah, Ketua KPUD Kabupaten Mojokerto Ayyuhannafi enggan berkomentar. "Kita belum berani berkomentar perihal ini, masih akan kita bahas bersama," katanya.