REPUBLIKA.CO.ID, CILACAP--Hingga Jumat (28/5), 26 imigran gelap asal Srilanka masih berada di lokasi penampungan sementara di Kabupaten Cilacap. Pihak Imigrasi Cilacap belum bisa memindahkan mereka ke penampungan pengungsi di Jakarta, karena tempat penampungan di Jakarta sudah penuh.
"Sebenarnya kita akan mengevakuasi mereka ke Jakarta, Kamis (27/5). Tapi karena penampungan di Jakarta sudah penuh, kita diminta menunda proses evakuasi," kata Kepala Imigrasi Cilacap, Hasan Basri, Jumat (28/5). Dia juga menyebutkan, saat ini pihaknya tengah berkoordinasi dengan pihak imigrasi Tanjung Pinang Kepulauan Riau agar para pengungsi ini bisa dipindahkan ke tempat penampungan mereka.
Hasan Basri mengaku evakuasi pengungsi tersebut perlu dilakukan segera karena imigrasi Cilacap tak punya tempat untuk menampung pengungsi. "Di sini kita menempatkan mereka di hotel. Karena itu, biayanya akan sangat besar kalau mereka tetap di Cilacap," tambahnya.
Para pengungsi asal etnis Tamil ini, tiba di pelabuhan Tanjung Intan Rabu (26/5) sekitar pukul 20.00 wib. Sebelumnya kapal yang mereka tumpangi sempat terombang-ambing di perairan Samudra Hindia sekitar 80 mil barat daya Cilacap karena kehabisan bahan bakar dan perbekalan makanan. Setelah bertemu kapal nelayan Cilacap, Selasa (25/5), mereka minta diantar ke dermaga terdekat.
Salah satu imigran Srilangka, Vinayamorthi Salvarasa (29), mengungkapkan mereka berada di laut sudah hampir sebulan. Dengan kapal yang mereka tumpangi, ke-26 pengungsi yang seluruhnya pria dewasa ini berangkat langsung dari daratan Srilanka. Vinayamorthi juga menyatakan, dengan kapal itu mereka hendak pergi ke Australia guna mencari penghidupan yang lebih baik.