Senin 21 Jun 2010 01:43 WIB

Warga Mojokerto Lebih Suka Transmigrasi Ketimbang Jadi TKI

Rep: masduki / Red: Arif Supriyono

REPUBLIKA.CO.ID, MOJOKERTO--Sebagian masyarakat Kabupaten Mojokerto lebih memilih program transmigrasi daripada menjadi tenaga kerja Indonesia (TKI) di luar negeri. Ini karena persyaratan menjadi TKI ke luar negeri rumit dan rentan tertimpa masalah

"Banyak faktor yang menyebabkan masyarakat enggan menjadi TKI. Selain karena persyaratanya rumit, tidak sedikit yang terkena berbagai masalah saat mereka sudah bekerja di luar negeri," kata Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Mojokerto, Agus M Anas, Ahad (20/6) di Mojokerto, Jatim.

Lantaran itu, jelas Agus, animo masyarakat Mojokerto lebih tinggi ke program transmigrasi. Menurut dia, untuk mengikuti program pemerintah tersebut tidak banyak syarat hanya benar-benar warga asli.

"Tidak ada syarat khususnya, hanya ber-KTP daerah asal, apalagi transmigrasi bisa diikuti satu keluarga. Jadi, mereka tidak akan takut akan kehilangan anggota keluarga karena yang berangkat disini adalah satu keluarga," urainya.

Ia menjelaskan, program transmigrasi ini untuk membantu warga agar mampu hidup layak. Misalnya memiliki rumah yang layak di samping mengisi wilayah yang kosong dengan tujuan penyebaran penduduk. "Penyelenggaraan transmigrasi merupakan bagian integral dari pembangunan nasional untuk peningkatan dan pemerataan pembangunan antar daerah dan wilayah dengan mewujudkan pusat pertumbuhan wilayah yang baru atau mendukung percepatan pusat pertumbuhan wilayah yang telah ada atau yang sedang berkembang," jelas Agus mengutip Peraturan Pemerintah Nomor 3 tahun 1999.

Sayangnya imbuh dia, meski banyak peminatnya, namun tidak jarang warga yang sudah bermukim beberapa lama di tempat transmigrasi kembali lagi ke kota asal sebelum mereka sukses. Agus  sampai sekarang belum mengetahui apa penyebanya. Padahal padahal di tempat baru sudah disediakan rumah dan lahan untuk dijadikan mata pencaharian

"Kita sekarang sedang mencari tahu penyebabnya, kenapa kok bisa seperti itu. Ini adalah pekerjaan rumah,, khususnya warga mojokerto yang sudah bertransmigrasi kembali ke kotanya. Yang pasti ada persoalan tetapi kami yakin bisa dituntaskan," pungkasnya. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement