REPUBLIKA.CO.ID, SOLO--Pemerintah Kota (Pemkot) Solo bakal memberikan pendampingan bagi masyarakat miskin yang ingin membangun rumah melalui Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Griya Layak Huni.
Pendampingan tersebut diberikan dalam bentuk bantuan dalam merancang rumah dan pencarian kredit bunga ringan dari lembaga keuangan. Pihak Pemkot nantinya menjadi penjamin atas kredit tersebut.
Menurut Country Advisor Slum Upgrading Facility UN HABITAT, Marcelino Pandin, program tersebut merupakan tindak lanjut dari program pembangunan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) yang merupakan hasil kerjasama antara Pemkot Solo dengan UN-HABITAT.
Sejak 2006 lalu, Pemerintah Kota (Pemkot) Solo memiliki program bantuan perbaikan RTLH senilai Rp 2 juta/kepala keluarga (KK). Dalam program tersebut, Pemkot menargetkan dapat menggarap 6612 RTLH di wilayah Solo.
"Setelah evaluasi dari program RTLH yang masih berjalan, diketahui ternyata kebutuhan masyarakat lebih dari bantuan yang diberikan. Pemkot dan UN HABITAT kemudian memutuskan untuk membuat program tambahan bagi masyarakat yang mampu membayar kredit dengan bunga terjangkau. Didirikanlah BLUD, " ungkap Marcelino ketika ditemui di kantor BLUD, Solo, Rabu (23/6).
Diungkapkannya, layanan BLUD terbuka untuk warga Solo diluar kuota program RTLH. Akan tetapi, Marcelino menegaskan layanan BLUD diprioritaskan bagi warga dengan pendapatan rendah. Besarnya pendapatan tersebut, diungkapkannya, masih tergantung dengan kondisi di lapangan.
Melalui BLUD, lanjut Marcelino, masyarakat akan mendapatkan kredit bunga ringan. Hal ini lantaran, kredit tersebut mendapatkan jaminan dari Pemkot dengan dana bantuan UN HABITAT sebesar Rp 11 milyar.
"Bantuan itu akan menjadi penjamin atas resiko kredit macet sehingga bunga kredit bisa ditekan. Kami juga akan mengusahakan bunga keuntungan lembaga keuangan agar diminimalkan karena ini bantuan untuk masyarakat, " jelasnya.
Lebih lanjut, Marcelino menjelaskan BLUD nantinya akan membantu masyarakat melalui beberapa tahapan. BLUD akan memberikan pendampingan pemenuhan persyaratan kredit lembaga keungan terselebih dahulu seperti pembuatan desain, rencana bahan, dan rancangan pembiayaan. Kemudian masyarakat akan disalurkan kepada lembaga keuangan yang sesuai dengan kemampuan pembayarannya.
Sementara itu, Kepala BLUD, FX Sarwono mengatakan pihaknya belum memasang target berapa warga yang dapat dibantu. Hal tersebut, ujarnya, lantaran program tersebut masih bersifat ujicoba. "Pihak Bank juga belum familiar dengan program ini, sehingga kami masih harus berusaha mendekati perbankan, " ujarnya.