REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Gaya hidup seks bebas semakin memprihatinkan di Indonesia, khususnya di Jawa Barat. Hari Anak-anak Indonesia (HAI) yang jatuh hari Kamis (1/7) mengungkapkan fakta yang memalukan di Jabar.
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPPKB) Provinsi Jawa Barat di enam kabupaten pada 2009, terdapat sekitar 29 persen remaja di Jawa Barat pernah melakukan hubungan seks pranikah.
Jika jumlah remaja di Jabar sebanyak 11 juta orang, diperkirakan sebanyak tiga juta remaja pernah melakukan hubungan seksual sebelum melakukan ikatan pernikahan secara resmi.
Sekretaris BPPKB Jabar, Suryadi, menyatakan tingginya survei tersebut disebabkan kehidupan seks bebas di kalangan remaja di Jabar semakin meningkat. Kondisi ini diperparah dengan beredarnya media-media pornografi yang mudah diakses oleh semua umur, bahkan anak-anak dan remaja.
“Pornografi telah dianggap wajar oleh berbagai kalangan. Anak-anak pun dapat dengan mudah mendapatkannya,” kata Suryadi kepada Republika, usai melakukan pertemuan dengan Tetty Kadi Biwono, salah satu anggota Komisi VIII DPR RI, Selasa (29/6) siang.
“Anak-anak remaja menjadi tidak terbuka dengan orangtua. Akhirnya mereka mendapatkan informasi tersebut dengan pihak atau di tempat yang salah, seperti gaya hidup seks bebas antar sesama teman,” ujarnya.
Pernyataan senada diungkapkan Program Officer Persatuan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Jabar, Dian M Marsiana. Menurut Dian, peran media yang tidak proporsional juga menjadi penyebab tingginya kasus remaja yang bergaya hidup seks bebas.
Ia mengklaim, pihaknya telah melakukan sosialisasi mengenai kesehatan seksual sebagai tindakan preventif kepada remaja sejak 1996 yang diberi nama Mitra Citra Remaja (MCR) PKBI Jabar. Di tempat tersbeut dapat menjadi pusat pelayanan informasi dan konseling kesehatan reproduksi bagi para remaja.
“Para remaja kerap kebingungan untuk mendapatkan informasi seputar pengobatan. Saya pikir, sudah saatnya anak-anak remaja berhak untuk mendapatkan informasi seputar kesehatan seksual. Kini fokus kami kepada remaja dengan potensi tinggi, seperti geng-geng motor dan remaja yang nongkrong di mall,” tegasnya.
Program Manajer MCR PKBI Jabar, Ilah, mengungkapkan selama pertengahan tahun ini, telah ditemukan sekitar 35 remaja yang memiliki penyakit seksual, lima orang diantaranya telah dirujuk ke klinik PKBI. Berdasarkan data dari MCR PKBI, terdapat kenaikan sekitar 20 hingga 30 persen tiap bulannya pada 2010, terhadap remaja yang melakukan hubungan seksual pranikah.
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Bandung, MIftah Faridl, mengaku prihatin terhadap kasus pornografi yang menimpa masyarakat Jabar. Apalagi Jabar dikenal sebagai daerah dengan masyarakat yang agamis. "Pemerintah pun seharusnya semakin tegas. Undang-undang porongrafi nyatanya tidak berjalan efektif seperti yang diharapkan,” ucapnya kepada Republika di Masjid Pusdai Bandung, beberapa waktu lalu.