Senin 05 Jul 2010 04:41 WIB

30 Persen Siswa SD Jabar Pernah Menderita Karies

Rep: c23/ Red: Agus Husni

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG-- Penyakit karies atau masyarakat lebih mengenalnya sebagai gigi berlubang masih dianggap sepele oleh sebagian besar masyarakat. Padahal akibat dari penyakit ini cukup fatal, dari menyebabkan nyeri, penanggalan gigi, infeksi, hingga berbagai kasus berbahaya, dan bahkan kematian.

Berdasarkan hasil riset kesehatan dasar (Riskesdas) yang diselenggarakan Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Barat pada 2007, sekitar 23,5 persen penduduk Jawa Barat mengalami masalah terhadap penyakit karies. Dari jumlah tersebut, baru sebanyak 33,1 persen penduduk yang mendapatkan pelayanan kesehatan dari tenaga medis.

Pemegang Program Kesehatan Gigi dan Mulut Dinkes Jabar, Yanyan Susilawati, menyatakan penyakit tersebut meski kelihatannya sangat sepele, tapi dapat mematikan. Ia menjelaskan, bagian di dalam mulut merupakan focal infection, dimana berbagai macam penyakit dapat dideteksi dengan memeriksa bagian tersebut.

Selain itu, mulut juga menjadi salah satu bagian tubuh yang paling terbuka terhadap lingkungan luar. Sehingga, lanjutnya, bagian tersebut dapat dengan mudah dihinggapi bakteri atau virus-virus tertentu.

“Kesehatan mulut dan gigi sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan kekebalan tubuh. Anak-anak merupakan kelompok usia yang kerap mengalami masalah terhadap karies,” kata Yanyan yang ditemui  Republika, di Dinkes Jabar, Bandung, beberapa waktu lalu.

Menurut Yanyan, gigi pada anak-anak sangat rentang terhadap bakteri penyebab karies, seperti Streptococcus Mutans. Lapisan email pada anak masih tipis dan belum cukup kuat untuk menangkal serangan bakteri tersebut.

Tata Cara Rawat Gigi

Pada 2009, jumlah anak yang mengalami permasalahan karies pada giginya sebanyak 31,04 persen dari jumlah siswa Sekolah Dasar (SD) di Jabar. Ia menilai kondisi ini mengkhawatirkan, karena World Health Organisation (WHO), sebuah badan PBB yang menangani permasalahan kesehatan dunia, mensyaratkan bahwa anak-anak yang menderita karies di sebuah daerah maksimal sebesar 20 persen.

“Maka dari itu, kami memfokuskan penanganan penyakit karies kepada anak-anak, terutama siswa SD. Kami kerap menyosialisasikan tata cara merawat gigi dan cara menyikat gigi yang baik dan benar,” ucapnya. Ia menambahkan bekas-bekas makanan yang masih menempel di celah atau fisura gigi dapat mengundang bakteri untuk menggerogoti mahkota gigi.

Kepala Seksi Pelayanan Khusus Dinkes Jabar, Khoiriyah, mengakui hal itu. Ia mengimbau kepada seluruh sekolah di Jabar untuk meningkatkan kesehatan gigi dan mulut pada siswa-siswanya. Misalnya, ia menyontohkan, dengan menyosialisasikan menyikat gigi sesudah makan pagi dan sebelum tidur.

“Jika sisa makanan tidak dibersihkan dalam waktu 12 jam, akan memperburuk kondisi gigi tersebut. Akhirnya gigi berlobang dan menyentuh syaraf-syaraf di seputar gigi dan mempengaruhi kerja tubuh,” jelasnya.

 

 

Umroh plus wisata ke mana nih, yang masuk travel list Sobat Republika di Tahun 2024?

  • Turki
  • Al-Aqsa
  • Dubai
  • Mesir
  • Maroko
  • Andalusia
  • Yordania
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement