REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG-–Kemenangan Satono, calon bupati yang saat ini masih menjabat dari jalur independen, pada Pilkada 30 Juni lalu, membuat situasi keamanan di wilayah tersebut memanas. Aparat keamanan Polres Lampung Timur menyiagakan pasukan dan peralatan lengkap untuk mengamankan kondisi kabupaten tersebut.
Kapolres Lampung Timur, AKBP M Nurochman, menyatakan masih menyiagakan personelnya di lapangan untuk mengamankan wilayanya usai rapat pleno rekapitulasi perolehan suara, Rabu (7/7). Penyiagaan aparat terkait dengan aksi anarkis salah satu pendukung calon bupati yang kalah saat rapat dan pascapleno.
“Kami terus meningkatkan pengamanan pascarapat pleno,” kata Kapolres. Polisi sempat membubarkan massa yang berlaku anarkis saat rapat pleno dan sehari setelah rapat pleno di halaman Islamic Centre, Sukadana, Kabupaten Lampung Timur.
Polres setempat menurunkan satuan setingkat kompi (SSK) pasukan Brigade Mobil (Brimob) dari Kepolisian Daerah (Polda) Lampung. Pihaknya juga menyiagakan dua unit mobil water canon dari Polda. Polisi membubarkan aksi massa tersebut karena ada indikasi untuk menggagalkan rapat pleno.
Menurut kapolres, pengamanan masih diperlukan yakni gedung mapolres, gedung Islamic Centre, kantor KPU, dan kantor Bupati Lampung Timur, yang masih dijabat Satono. Penyiagaan ini untuk mengantisipasi adanya aksi pihak tertentu yang tidak puas dengan hasil pilkada langsung.
Satono, yang kini sebagai tersangka kasus Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Lampung Timur yang dipimpinnya, menang mutlak 49,89 persen suara. Ia berpasangan dengan Erwin Arifin, seorang dosen di Universitas Lampung, dan maju pilkada lewat jalur independen.