REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA--Muktamar Muhammadiyah dan libur sekolah di awal Juli, ternyata berdampak cukup besar bagi peningkatan ekonomi masyarakat terutama di sektor pariwisata di Yogyakarta. Selama kegiatan berlangsung, tingkat hunian hotel di Yogyakarta terutama hotel berbintang mencapai 100 persen dan tingkat hunian hotel kelas melati mencapai 90 persen.
"Ini patut disyukuri, pada musim libur sekolah biasa tingkat hunian hotel berbintang hanya mencapai maksimal 90 persen dan hotel melati 70 persen. Tetapi karena ada meeting akbar tingkat hunian hotel di Yogyakarta mencapai 100 persen," ujar Sekretaris Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Yogyakarta yang juga Ketua Badan Promosi Pariwisata Kota Yogyakarta, Deddy Pranowo Eryono, Senin (12/7).
Bukan hanya hotel yang memperoleh limpahan order akibat meeting akbar Muktamar Muhammadiyah di Yogyakarta, kemarin. Ribuan pedagang batik di Pasar Beringharjo Yogyakarta juga memperoleh berkah dari banyaknya wisatawan yang datang ke Yogyakarta akibat even tersebut.
Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Beringharjo Yogyakarta Ujun Junaedi mengatakan, omset pedagang batik di Pasar Beringharjo Yogyakarta selama event itu berlangsung meningkat hingga 300 persen dibandingkan libur biasa.
Menurut Ujun, puncak penjualan batik di Pasar Beringharjo Yogyakarta terjadi selama empat hari sebelum pembukaan Muktamar Muhammadiyah tersebut. Bahkan menurutnya, ada beberapa pedagang yang kehabisan stok dagangan saat event itu berlangsung.
"Jumlah pengunjung juga meningkat tajam. rata-rata pengunjung selama Muktamar Muhammadiyah mencapai 60 ribu orang per hari itu meningkat lima kali lipat dibandingkan hari biasa," ujar Ujun.
Ujun memperkirakan, perputaran uang di Pasar Beringharjo selama empat hari tersebut khususnya di pedagang batik bisa mencapai puluhan miliar rupiah. Jumlah pedagang batik yang berada di Pasar Beringharjo tercatat sebanyak 3.000 orang.
"Apabila satu pedagang rata-rata memperoleh omzet Rp 5 juta per hari, maka selama empat hari perpuratan uang di pasar sudah mencapai puluhan miliar rupiah," tandas Ujun.