REPUBLIKA.CO.ID, LIWA--Aksi penebangan pohon Damar masih berlangsung di wilayah pesisir Kabupaten Lampung Barat. Selain hutan damar mulai gundul, harga getah damar mata kucing yang menjadi kebanggan warga kabupaten ini makin jatuh.
Menurut Asep, warga Liwa, ibukota Kabupaten Lampung Barat, Provinsi Lampung, setiap hari terlihat dengan kasat mata pohon damar tumbang, dan siap diangkut ke panglong, untuk digergaji. Pohon tersebut, kata dia kepada Republika Jumat (16/7), akan dijual ke pihak kedua.
"Bunyi chinsaw (gergaji mesin) selalu terdengar, pohon-pohon gelondongan sudah terlihat di pinggir jalan dan siap diangkut dengan mobil," kata Asep, yang menyaksikan langsung aktivitas penebangan pohon damar yang ada berusia ratusan tahun. Penebangan pohon damar ini baru terjadi dalam tahun ini. Sebelumnya, warga tidak mau menebang pohon yang menghasil uang banyak karena harga getah damar mata kucing yang terkenal di dunia makin tinggi.
Sejak harga getah damar makin menurun dan warga kesulitan untuk mencukupi kebutuhan hidup, akhirnya lahan kebun yang berisi pohon damar warisan nenek moyangnya dijual ke pihak pengusaha. Pihak pengusaha yang mendapat izin menggarap lahan tersebut sesuai dengan surat keputusan Menteri Kehutanan, membeli lahan berisi hutan damar tersebut dari tangan warga. Hutan damar yang hidup puluhan dan bahkan ada ratusan silam, akhirnya ditebang pemilik lahan dan kayunya dijual.
Penebangan yang dilakukan pengusaha yang telah membeli lahan hutan damar, yang berada di wilayah penyanggan Hutan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS), telah menggundulkan kawasan tersebut. Sedangkan rehabilitasi dilahan tersebut tidak ada.
Bupati Lampung Barat, Mukhlis Basri, menyesalkan tindakan pihak pengusaha yang telah membeli lahan warga lalu melakukan penebangan. Pemerintah Kabupaten Lampung Barat, ujar dia, tidak bisa berbuat banyak untuk menyelamatkan hutan damar di pinggiran TNBBS tersebut.