REPUBLIKA.CO.ID,
Bibit: Jateng tidak Perlu Operasi Pasar
SOLO--Gubernur Jawa Tengah, Bibit Waluyo mengatakan tidak perlu melakukan operasi pasar (OP) di wilayahnya meskipun harga beras mengalami kenaikan beberapa waktu terakhir. Jateng, ujarnya, sudah surplus beras sehingga tidak memerlukan stimulus seperti operasi pasar untuk menekan harga. “Ketahanan pangan di Jateng sangat baik. Kenaikan harga Sembako memang ada karena adanya sentiment pasar menjelang puasa dan Ramadhan, tapi operasi pasar itu tidak perlu, “ ujarnya dalam sambutan pelantikan Walikota/Wakil Walikota Solo, Rabu (28/7).
Gubernur menyebutkan pada akhir 2009, Jateng sudah mengalami surplus beras sebesar 2,6 juta ton. Pertumbuhan ekonomi Jateng, ujarnya, juga sudah cukup bagus yakni sekitar 4,7 persen dengan tingkat inflasi 3,3 persen. “Sampai Februari (2011), stok beras aman. Nanti bulan April sudah panen raya, jadi ketahanan pangan di Jateng sudah sangat baik, “ terangnya.
Dengan surplus tersebut, Gubernur mengatakan, penjualan beras ke luar Jateng tidak akan menjadi masalah. Justru hal tersebut, ujarnya, merupakan langkah bagus untuk memenuhi kebutuhan beras di daerah yang kekurangan. “Dijual ke provinsi lain itu bagus supaya terjadi rotasi, sehingga daerah yang kekurangan akan terpenuhi,” ujarnya.
Gubernur justru menilai dengan kondisi surplus tersebut, OP justru akan membebani pemerintah daerah. Hal ini lantaran, pemerintah daerah harus menanggung biaya untuk mendatangkan tambahan beras. “Operasi pasar hanya akan jadi beban. Biaya pengangkutan beras siapa nanti yang nambah. Ada resiko yang harus dihadapi untuk mendatangkan beras dari luar, “ terangnya.
Meski sudah surplus, Gubernur tetap mengingatkan setiap kepala daerah untuk memperhatikan sektor pertanian termasuk ketersediaan lahan. Alih fungsi lahan, ujarnya, dapat membahayakan ketahanan pangan di wilayah Jateng. Disebutkannya, selama ini Jateng telah menyumbang sekitar 16 persen untuk ketahanan pangan nasional. "Lahan subur pertanian harus diperhatikan. Bangun ya bangun tapi harus perhatikan tata ruang wilayah dan keseimbangan lingkungan, " ujarnya.
Dikatakannya, setiap kepala daerah harus mematuhi perda tata ruang wilayah agar dapat mengendalikan alih fungsi lahan. Jateng, ujarnya, sudah diminta untuk menyediakan 2 juta hektar lahan pertanian guna menjaga ketahanan pangan. "Kalau sembarangan dalam tata kelola lahan, kita tidak akan mampu lagi menjaga ketahanan pangan, " ujarnya mengingatkan.
Senada, Kepala Bulog Sub Divisi Regional (Subdivre) III Solo, Tri Fajaryanto mengatakan stok beras di Bulog masih dalam kondisi aman. Jumlah stok beras tersebut mencapai 54.500 ton. “Stok beras masih aman hingga Februari mendatang, “ ujar Tri saat dikonfirmasi sebelumnya.
Meski demikian, Tri mengungkapkan OP pasar tetap dapat dilakukan tergantung kondisi harga beras di pasaran. Jika kenaikan harga beras sudah mencapai 15 persen, ujarnya, OP dapat dilakukan. “Operasi pasar /kan/ tergantung kenaikan harga beras yang melebihi ketentuan, kalau sudah lebih, OP tetap dapat dilakukan, “ ujarnya.