REPUBLIKA.CO.ID, SIDOARDJO--Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS), mengoptimalkan cekungan yang ada di kolam penampungan untuk mengalirkan semburan Lumpur Lapindo ke Kali Porong. Pengaliran itu demi mencegah terjadi endapan lumpur.
Wakil Kepala Humas BPLS Akhmad Kusairi, Kamis (29/7) mengatakan, saat ini lumpur yang ada di kolam penampungan banyak yang mulai mengering, menyusul adanya perubahan ke musim kemarau. "Oleh karena itu, kami mengoptimalkan cekungan yang masih ada kandungan airnya untuk mengalirkan lumpur ka Kali Porong," katanya.
Ia mengemukakan, selain mengoptimalkan cekungan lumpur yang mengandung air, BPLS juga mengoptimalkan kapal keruk untuk menambah percepatan pengaliran lumpur ka Kali Porong. Kapal keruk yang melakukan penyedotan lumpur yang ditempatkan di titik 43 Desa Renokenongo pun sempat terangkat ke atas permukaan.
Terangkatnya kapal keruk disebabkan oleh lapisan lumpur permukaan yang longsor ke dalam cekungan lumpur. Cekungan ini terbentuk akibat pengoperasian kapal keruk yang melakukan penyedotan lumpur, sehingga menimbulkan perbedaan elevasi lumpur.
Ia menjelaskan longsoran ini sering terjadi dan sangat normal sehingga tidak perlu dikhawatirkan. "Namun, yang terjadi sekarang agak berbeda, mengingat longsoran yang biasanya hanya bersifat parsial kini sudah massif dengan lebar longsoran yang lebih besar," paparnya.
Ia menjelaskan pula kapal keruk yang dioperasikan BPLS sudah berhasil membuat cekungan cukup dalam, sehingga membuat lumpur yang berada di wilayah basah sangat mudah mengalir bagian atasnya dan ini seolah-olah telah terjadi longsor. "Ini merupakan salah satu indikasi yang menunjukan bahwa sistem pengerukan yang dilakukan oleh BPLS berhasil," katanya.
BPLS berharap supaya longsoran ini langsung dari pusat semburan dan mengarah ke kapal keruk, sehingga lumpur sangat mudah dialirkan ke Kali Porong dan tidak mengarah ke utara atau Desa Siring yang langsung berbatasan dengan Jalan Arteri Porong.
Saat ini lumpur memang sedang mencari kesimbangan alaminya. Namun, proses yang disertai longsoran lereng gunung lumpur ini berjalan lambat, sehingga, BPLS memprediski tidak mungkin terjdi luberan lumpur ke luar tanggul dengan sangat ekstrim.
Oleh karenanya, BPLS terus melakukan pemantauan dan penanganan agar jagaan permukaan lumpur dan tanggul dalam kondisi aman. Lumpur yang keluar dari pusat semburan merupakan material yang sangat halus, sehingga kecenderungannya akan membentuk lereng yang landai.