REPUBLIKA.CO.ID,SOLO--Pembangunan Kota Solo pada lima tahun mendatang dirancang dengan menyatukan nilai budaya dan lingkungan atau diistilahkan dengan konsep Eco-Cultural. Untuk merealisasikannya, Pemkot Solo membentuk tim yang akan membuat detail konsep tersebut.
Tim tersebut terdiri dari sejumlah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) seperti Badan Lingkungan Hidup (BLH), Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP), Dinas Tata Ruang Kota (DTRK) dan unsur pemerintahan wilayah. "Pekan ini, kita dijadwalkan ada konsultasi dengan Sekda (Sekretaris Daerah) untuk membentuk tim itu, “ ujar Kepala DTRK Solo, Yob S Nugroho ditemui di Balaikota Solo, Senin (2/8). Kapan pembentukan tim Eco-Cultural, ujarnya, tergantung dari pertemuan tersebut.
Yob mengungkapkan, konsep makro dalam program pembangunan tersebut salah satunya adalah pembuatan hutan kota. Pemkot Solo akan memperbanyak Ruang Terbuka Hijau (RTH) di dalam kota. “Kita akan gunakan tanah-tanah kosong atau tanah bekas kuburan untuk dijadikan hutan kota, “ ujarnya.
Pada tahap awal, Yob mengatakan pihaknya bersama Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA) Solo akan menginventarisasi tanah negara. Tanah-tanah kosong yang merupakan tanah negara, ujarnya, bakal diproyeksikan menjadi hutan kota. Disinggung terkait tanah kosong milik warga, Yob mengatakan hal itu menjadi privasi warga yang bersangkutan. “Yang kita buat jadi hutan kota hanya tanah negara, kalau tanah warga itu privasi, “ ujarnya.
Diakuinya, RTH di Kota Solo hingga saat ini masih sekitar 20 persen. Masih kurang dari target yang seharusnya 30 persen. “Kita akan maksimalkan potensi kota untuk menjadi RTH, “ ujarnya.
Selain hutan kota, Yob mengungkapkan, konsep Eco-cultural tersebut juga akan diwujudkan dengan pagarisasi hijau. Setiap pagar di Kota Solo baik di kantor instansi pemerintah, swasta, dan rumah warga akan diminta untuk diganti menjadi pagar hijau. “Bisa diganti tanaman, atau modifikasi gedung, yang jelas kita akan buat menjadi pagar hijau, “ tegasnya.
Yob menambahkan pada 2010 ini, pelaksanaan konsep tersebut baru akan dilakukan sampai tahap sosialisasi ke warga. Hal ini lantaran, konsep pembangunan tersebut masih harus dimatangkan. “Setelah bentuk tim, kita akan matangkan konsepnya. Jadi tahun ini, kita sosialisasi dulu,“ ungkapnya.
Sementara itu, Walikota Solo, Joko Widodo mengatakan pihaknya akan turun langsung ke setiap rumah warga di Solo untuk mensosialisasikan konsep pembangunan tersebut. Dia akan meminta langsung kepada warga untuk menghijaukan lingkungan sekitar. “Saya akan datangi setiap rumah dan kantor. Kalau pagarnya terlalu tinggi, saya minta dirobohkan atau ditanami dengan tanaman. Kalau tanaman hanya sedikit, saya akan minta ditambah, “ ujarnya ditemui, Senin.
Jokowi, sapa akrabnya, mengatakan pihaknya akan mengecek kondisi lingkungan warga per kawasan. Setiap hari, di kawasan yang ditentukan, Jokowi akan memeriksa setiap rumah warga. “Kalau sehari saya dapat 25 rumah, itu sudah lumayan. Saya akan face to face dengan warga meminta rumahnya dihijaukan, “ tegasnya.
Tak hanya itu, demi program pembangunan tersebut, pihaknya berencana merobohkan pagar di depan Pusat Grosir Solo (PGS). Pagar tersebut akan diganti dengan pagar tanaman untuk menghijaukan lingkungan sekitar. Pun dengan pagar di sejumlah perkantoran di Solo. “Pagar kantor-kantor itu juga harus dibenahi. Diutamakan untuk dihijaukan. Kalau hijau, pelayanan di kantor kesannya akan lebih ramah, “ tandasnya.