REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG--Wakil Gubernur Jawa Barat H Dede Yusuf menyatakan optimistis penyerapan sejuta tenaga kerja tercapai pada Oktober 2010 mendatang. "Saat ini penyerapan tenaga kerja telah mencapai 850 ribu, kami optimistis target penyerapan sejuta tenaga kerja bisa tercapai sebelum akhir tahun ini. Peluncuran tercapainya target itu bisa dilakukan Oktober 2010 nanti," kata Dede Yusuf di sela-sela Workshop Wirausaha Mandiri di Bandung, Selasa.
Ia menyebutkan, peneyerapan tenaga kerja pada 2009 mendapai 540 ribu orang, sedangkan pada 2010 ini ditargetkan mencapai 560 ribu orang atau setidaknya 520 orang tenaga kerja terserap. Ia menyebutkan, jumlah angkatan kerja di Jabar saat ini 1,2 juta orang, dimana sekitar 420 ribu tenaga kerja terserap di sektor proyek pembangunan. "Sekitar 35 persen tenaga kerja di Jabar terserap dan bekerja di sektor pembangunan infrastruktur, sisanya KUMKM, sektor formal, jasa dan lainnya. Sektor KUMKM juga cukup besar yakni menyerap 25 persen," kata Dede Yusuf.
Ia mengakui, jumlah pengangguran di Jabar sebanyak 2,8 juta orang, atau sekitar 35 persen dari jumlah pengangguran secara nasional yang jumlahnya mencapai delapan juta orang. "Salah satu upaya meningkatkan lapangan kerja melalui bursa kerja dan juga penciptaan pelaku usaha baru melalui program Pemuda Mandiri membangun desa," katanya.
Jabar menargetkan jumlah pertumbuhan tenaga kerja pada 2010 sebesar dua persen dari kondisi eksisting di 352 ribu perusahaan. Setiap bulan, kata Wagub Jabar tersedia sekitar 20.000 lowngan pekerjaan di Jabar, namun baru 60-70 persen yang terisi oleh para pencari kerja di Jabar. Salah satu kendalanya terbentur oleh kompetensi dan keahlian seperti keterbatasan kemampuan Bahasa Inggris, komputer serta perangkat lainnya.
Sementara itu berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat, per Agustus 2010 menunjukan adanya penurunan angka pengangguran di Jabar sebesar 8,8 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.
Sementara itu Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Jawa Barat, Mustopa Djamaludin menyebutkan, pihaknya melakukan terobosan dengan membuka bursa kerja baik di gedung pemerintah, kampus maupun di pameran-pameran yakni dengan mempertemukan perusahaan yang memiliki lowongan pekerjaan dengan para pencari kerja. "Hampir 80 persen lowongan pekerjaan itu terisi, sisanya belum termanfaatkan, namun peluang itu akhirnya bisa terisi pada periode sebelumnya," kata Mustopa.