Jumat 06 Aug 2010 02:07 WIB

Produksi Pangan Turun, PDRB Yogya Pun Anjlok

Rep: Yoebal Ganesha/ Red: Arif Supriyono

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA--Pertumbuhan ekonomi Daerah Istimewa Yogyakarta pada triwulan II 2010, yang diukur dari kenaikan produk domestik regional bruto (PDRB) atas dasar harga konstan 2000, menurun 2,35 persen (mengalami minus atau kontraktif) terhadap triwulan I (q-to-q).

Pertumbuhan PDB (produk domestik bruto) q-to-q secara nasional triwulan II tahun 2010 ini sebesar 2,8 persen. Secara nasional, PRDB DIY q-to-q ini berada pada peringkat ke-21. Tiga daerah lainnya yang pertumbuhan ekonominya mengalami kontraksi (negatif) adalah Sumut, Kalbar, dan Kalteng.

Kepala BPS DI Yogya, Suharno MSc, menjelaskan nilai nominal PDRB atas dasar harga berlaku pada triwulan II 2010 ini mencapai Rp 10,90 triliun, yang lebih rendah dari triwulan I yang mencapai Rp 10,91 triliun. ''Sedang, atas dasar harga konstan tahun 2000, maka nilai riil PDRB DIY triwulan I 2010 mencapai Rp 5,09 triliun, atau menurun 2,35 persen dibanding triwulan I, yang senilai Rp 5,22 triliun,'' tutur Suharno, Kamis (5/8).

Ia menjelaskan pertumbuhan q-to-q minus ini terjadi karena sektor produksi pertanian mengalami penurunan sebesar 36,88 persen. Sedangkan sektor-sektor lainnya memberi andil positif terhadap pertumbuhan ekonomoni di provinsi ini.

PDRB didefinsikan sebagai jumlah pengeluaran konsumsi yang dilakukan rumah tangga, lembaga swasta, nirlaba dan pemerintah, serta untuk pembentukan modal tetap bruto (PMTB), perubahan stok, dan ekspor netto suatu daerah. Ia mengatakan penurunan produksi sektor pertanian terutama terjadi di komuditas padi dan jagung, yang masing-masing mengalami perunurunan signifikan, sebesar 43,37 persen dan 82,93 persen.

''Sektor pertanian memberi andil terendah sebesar -36,88 persen terhadap pertumbuhan PDRB triwulan II tahun 2010 q-to-q. Turunnya produksi pertanian ini dipicu oleh adanya anomali musim yang menyebabkan gagal panen, dan juga oleh meningkatnya serangan hama,'' jelasnya.

PDRD ini juga terkatrol dengan adanya pencairan gaji ke-13 bagi PNS/Polri/TNI, juga oleh sektor jasa-jasa yang memberi andil samapi 13,78 persen. Menurut dia, walaupun pertumbuhan q-to-q negatif (-2,35 persen), secara umum PDRB pada triwulan II secara y-on-y dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun 2000 mencapai 5,45 persen. Pertumbuhan ekonomi y-to-y ini terutama didorong oleh pertumbuhan di sektor keuangan/real estate/jasa perusahaan (sebesar 11,25 persen) dan sektor perdagangan/hotel/restoran (7,69 persen).

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

  • Sangat tertarik
  • Cukup tertarik
  • Kurang tertarik
  • Tidak tertarik
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement