Jumat 13 Aug 2010 02:15 WIB

Sonobudoyo akan Jadi Museum Internasional

Rep: Neni Ridarineni/ Red: Endro Yuwanto

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA--Museum Sonobudoyo merupakan museum terbesar kedua di Indonesia setelah Museum Nasional, baik dari jenis maupun jumlah koleksi. Wajar bila Museum Sonobudoyo akan dijadikan museum yang bertaraf internasional.

''Yang dimaksud sebagai museum bertaraf internasional itu secara komprehensif adalah manajemen SDM yang baik, jangan sampai di museum ini dijumpai karyawan yang mukanya masam, pakaiannya seenaknya sendiri, melainkan harus berstandar internasional, termasuk bahasanya,'' kata Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi DI Yogyakarta, Djoko Dwiyanto, pada wartawan di Kepatihan Yogyakarta, Kamis (12/8).

Kedua, kata Djoko, manajemen koleksi. Koleksi-koleksi akan ditata ulang untuk mengikuti tema-tema tertentu dan harus ada alur cerita. Sehingga koleksi di museum bisa menggambarkan sesuatu. ''Ketiga, lingkungan, tidak terbatas pada fasilitasi museum, melainkan ada fasilitasi publik, ada kafe, dan lain-lain. Sehingga pengunjung biar menghidupkan museum ini,'' jelasnya.

Djoko mengatakan, sebenarnya studi kelayakan untuk menjadikan Sonobudoyo menjadi museum bertaraf internasional telah dilakukan dan selesai tahun 2006. Pada 2009 sudah selesai dibuat master plan, dan rencananya tahun 2010 ini akan dimulai dengan pembebasan lahan yaitu di jalan JKH Dahlan dan Jl Trikora. ''Jadi Gedung KONI, Polsek, Batik Prapanca, Radio Arma Sebelas, Janabadra akan menjadi perluasan Museum Sonobudoyo. Namun tidak termasuk Bank BNI 46 karena lahannya milik Bank BNI 46 dan merupakan cagar budaya. Perluasan museum lebih dari 7000 meter persegi, sedangkan sekarang luasnya sekitar 6000 meter persegi,'' jelas dia.

Untuk perluasan lahan museum anggaran dari APBD sekitar Rp 3,2 miliar, sedangkan bantuan dari APBN sekitar Rp 3 hingga Rp 3,5 miliar. Sebelumnya, dana untuk Museum Sonobudoyo tidak sampai Rp 2 milair karena hanya untuk penataan saja dan tidak sampai untuk ke fisik. ''Kalau target dana untuk perluasan museum yang direncanakan tahun 2006 sebesar Rp 12 miliar. Target perluasan museum tahun 2011, tapi tergantung besar kecilnya plafon anggaran dari pemerintah daerah. Kalau tahun 2011 tidak tercapai ya tahun 2012. Tapi nanti museum tidak seperti sekarang ini yang hanya sebagai tempat menyimpan barang-barang peninggalan berharga,'' papar Djoko.

Lebih lanjut Djoko mengungkapkan, direncanakan nantinya di Museum Sonobudoyo ada tempat untuk pers center dan ada hot spot area, sehingga wartawan bisa membuat berita di situ. Hal ini dalam rangka mendukung pemerintah daerah dalam mengembangkan titik nol Yogyakarta. ''Yang akan kami kembangkan supaya titik nol hidup adalah Museum Sonobudoyo dan Benteng Vredeburg,'' jelas Djoko yang mengaku terkejut dan lemas saat mendengar koleksi emas Museum Sonobudoyo sempat dicuri.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement