REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG--Empat kapal cepat (jet foil) terpaksa berhenti beroperasi melayani penumpang dari Pelabuhan Bakauheni (Lampung)-Merak (Banten), Sabtu (14/8). Penghentian operasi ini terjadi karena cuaca buruk berupa gelombang pasang disertai hujan dan angin kecang.
Para penumpang yang telah membeli tiket penyeberangan kapal cepat, terpaksa mengembalikannya kepada pengelola pelabuhan. Penumpang dialihkan untuk melanjutkan perjalanan dari Pelabuhan Bakauheni menggunakan kapal feri (roll on roll off).
Manejer Operasional PT ASDP Bakauheni Lampung, Zailis Anas, mengatakan pada kondisi cuaca perairan Selat Sunda yang tidak menentu seperti sekarang, kapal feri atau ro-ro lebih aman. "Kapal ro-ro lebih aman bagi penumpang, karena cuaca seperti ini masih bisa menahan goncangan ombak," katanya.
Ia mengatakan kapal cepat dengan bahan lambung kapal fiber rawan pecah bila terkena gelombang yang besar. Atau, ujar dia, bila diterpa angin kencang maka kapal cepat akan terombang-ambing atau terbalik. "Kapal cepat rawan dengan gelombang pasang," jelasnya.
Beberapa hari terakhir, penumpang kapal cepat meningkat. Penumpang lebih memilih kecepatan waktu tempuh menyeberang meski harga tiket lebih tinggi dari kapal feri. "Saya pilih kapal cepat soalnya, butuh waktu singkat, cuma 45 menit, dibanding naik feri tiga sampai 3,5 jam baru sampai," tutur Sigit, warga Bandar Lampung.
PT ASDP Bakauheni mencatat terjadi peningkatan jumlah penumpang serta kendaraan pribadi dan umum. Peningkatan ini terjadi seiring datangnya bulan puasa. Seperti tahun sebelumnya, Zailis memprediksi peningkatan penumpang dan kendaraan barang terjadi pada pertengahan Ramadhan hingga ujung puasa.