REPUBLIKA.CO.ID, SAMARINDA--Sebanyak 255 desa di Kalimantan Timur (Kaltim) yang berbatasan langsung dengan Malaysia hingga kini dalam kondisi memprihatinkan. Ini karena daerah itu terisolasi.
"Ke-255 desa yang masih terisolasi itu tersebar di 15 kecamatan di tiga kabupaten, yakni Kutai Barat, Malinau, dan Kabupaten Nunukan," kata Gubenur Kalimantan Timur (Kaltim), Awang Faroek Ishak, Senin (16/8).
Desa-desa tersebut berhadapan langsung dengan Sabah dan Serawak, Malaysia Timur, antara lain Desa Long Apari, dan Naha Tifab di Kecamatan Long Apari, Kabupaten Kutai Barat.
Kemudian Desa Long Nawang, Long Ampung, Long Payau, dan Long Betayati di Kecamatan Kayan Hulu, serta sejumlah desa di Kecamatan Kayan Hilir dan Pujungan di Kabuapten Malinau.
Selanjutnya, sejumlah desa di Kabupaten Nunukan, antara lain Desa Long Layu, Lembudud, Tanjung Karya, Tong Raya, Long Bawang, dan Desa Long Midang. Kemudian Desa Samalat, Sibalu, dan Desa Tatalunjuk di Kecamatan Lumbis.
Awang menjelaskan, panjang garis perbatasan darat mulai Kutai Barat hingga Nunukan itu sepanjang 1.038 kilometer, sementara jumlah penduduk yang menghuni di 255 desa dalam 15 kecamatan itu berjumlah 135.778 jiwa dengan luas wilayah 49.841 kilometer persegi.
Menurut Awang, desa-desa tersebut pada umumnya masih sangat terisolasi, tertinggal dan terbelakang dengan tingkat kesejahteraan penduduk rendah yang disebabkan terbatasnya ketersediaan sarana transportasi, informasi, dan komunikasi.
Kondisi tersebut, kata Awang, berakibat pada ketergantungan hidup penduduk perbatasan dengan Malaysia masih sangat tinggi, khususnya penduduk yang tinggal di kecamatan yang berbatasan dengan Serawak.