Kamis 19 Aug 2010 03:57 WIB

Produksi Garam Jabar Hanya Penuhi Sebagian Kebutuhan Masyarakat

Rep: Bilal Ramadhan/ Red: Endro Yuwanto

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Tingkat kesejahteraan para petani garam, khususnya di Jawa Barat (Jabar), dapat dibilang masih memprihatinkan. Maka dari itu, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jabar terus mengupayakan agar petani garam juga menjadi produsen.

Kepala Disperindag Jabar, Ferry Sofwan Arif, mengimbau agar petani garam tidak hanya menjadi penghasil garam, tetapi juga bertindak sebagai produsen. Produsen dalam hal ini, petani juga memproduksi garam hingga tahap labelisasi dan penjualan.

Selama ini, lanjut Ferry, permasalahan yang terjadi pada petani garam karena adanya oknum atau ijon yang membeli garam dengan harga murah. Menurut dia, pembelian garam ini umumnya dilakukan secara borongan saat sebelum panen.

''Jika pengrajin garam ini dapat memproduksi sendiri, mereka akan mendapatkan keuntungan lebih besar dari hanya menjualnya kepada ijon. Maka dari itu, kami kerap memberikan penyuluhan dan sosialisasi kepada pengrajin garam di Jabar,'' ungkap Ferry yang ditemui Republika di kantornya, Rabu (18/8) pagi.

Ferry memaparkan, berdasarkan data yang dimiliki Disperindag Jabar, jumlah petani garam di Jabar sebanyak empat ribu orang. Para petani garam ini sebagian besar berasal dari tiga kabupaten, yaitu Cirebon, Indramayu, dan Karawang.

Namun dari jumlah tersebut, hanya terdapat 52 unit usaha yang terdata pada 2007/2008. Keberadaan Asosiasi Pengrajin Garam (APG) Jabar, lanjut Ferry, juga sangat penting. Pasalnya, hubungan yang sinergis antara para petani dan pengusaha garam dapat meningkatkan keuntungan petani garam.

Kebutuhan garam rata-rata per kapita di Jabar, tambah Ferry, sebesar tiga kilogram tiap tahun. Dengan jumlah penduduk Jabar yang lebih dari 42 juta orang, diperkirakan kebutuhan masyarakat terhadap garam sekitar 127,5 ribu ton. Sedangkan produksi garam di Jabar hanya sebesar 60 ribu ton tiap tahunnya.

''Kami terus mendorong produktivitas garam di Jabar, tanpa mengesampingkan kualitasnya. Tapi, Laut Jawa yang digunakan untuk membuat garam, tidak terlalu baik kualitasnya,'' jelas Ferry.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement