REPUBLIKA.CO.ID, BENGKULU--PT Pertamina Depo Bengkulu mengeluhkan pendangkalan alur masuk Pelabuhan Pulau Baai yang membuat pasokan bahan bakar minyak untuk daerah itu terhambat. "Sebelumnya kami bisa mengapalkan BBM di atas 10 ribu ton, tapi karena pendangkalan alur hanya mampu mengapalkan 1.700 ton," kata Wira Penjualan Pertamina Depo Bengkulu Dhamba di Bengkulu, Senin (23/8).
Apalagi menghadapi Lebaran 2010, PT Pertamina harus memastikan stok yang ada mencukupi kebutuhan masyarakat khususnya pemudik. Namun saat ini, menurut keterangan Pertamina, stok premium mencukupi untuk enam hari, solar untuk lima hari dan minyak tanah cukup untuk 10 hari.
Dhamba mengatakan untuk mengatasi kendala pendangkalan alur tersebut Pertamina merencanakan pembangunan pipa bawah tanah yang disambungkan ke kapal pemasok BBM di tengah laut sehingga kapal tidak perlu bersandar di dermaga Pulau Baai.
Sementara itu Kepala Administrator Pelabuhan Pulau Baai Fieter Sina mengatakan pendangkalan alur sedang ditangani PT Pathaway Internasional dengan melakukan pengerukan hingga Desember 2010. "Mudah-mudahan Desember 2010 pendangkalan alur bisa diatasi dengan kedalaman mencapai minus 10 meter dari saat ini hanya minus empat meter,"jelasnya.
PT Pathaway kata dia sudah mendapat izin dari Direktorat Jendral Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan untuk mengeruk alur masuk Pelabuhan Pulau Baai yang mengalami pendangkalan akibat sedimentasi pasir. Dengan kedalaman alur minus empat meter hanya bisa dilalui kapal berbobot 1.500 ton.
Padalah distribusi sejumlah kebutuhan pokok banyak dipasok lewat jalur laut seperti beras, gula dan BBM. Beberapa komoditi ekspor yang dikirim melalui Pelabuhan Pulau Baai antara lain batubara, sawit sawit mentah (CPO), kopi, jahe, sayur mayur, karet, cangkang, dan biji besi.