REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Kebutuhan masker bagi para pengungsi letusan Gunung Sinabung sangat mendesak. Hingga kini, masyarakat masih kekurangan masker.
Humas Palang Merah Indonesia (PMI) Sumatra Utara, Ari Armawan mengatakan, kebutuhan masker tersebut mencapai 50 ribu. PMI, kata Ari, sebenarnya telah menyalurkan lebih dari 20 ribu masker. "Kami akan menambah lagi sebanyak 3 ribu," kata Ari kepada Republika, Senin (30/8).
Meskipun berada di kamp pengungsian, masyarakat belum sepenuhnya aman dari dampak letusan Gunung Sinabung. Ari menceritakan, di kamp pengungsian Kabanjahe yang berjarak 11 kilometer dari lokasi letusan, masih terancam akan debu dan asap. "Terutama pada malam hari," ujarnya.
Terlebih setelah letusan kembali terjadi pada hari ini. Jumlah pengungsi yang sebelumnya 18 ribu orang, diperkirakan meningkat hingga 27 ribu jiwa. Ari mengkhawatirkan, jika hal ini terus berlanjut, asap dan debu dari letusan Gunung Sinabung dapat mengancam kesehatan masyarakat.
Untuk menanggulangi permasalahan kesehatan para pengungsi, PMI juga mengirimkan dua unit ambulans ke lokasi bencana. Dua ambulans tersebut rencananya akan digunakan sebagai fasilitas layanan kesehatan keliling. "Satu mobil sudah siap," lanjut Ari. Mobil lainnya akan disiapkan dalam waktu dekat.
Selain itu, lanjut Ari, PMI juga akan mendirikan dapur umum di Kabanjahe. Dapur umum tersebut, rencananya akan memberikan pasokan makanan kepada 2 ribu pengungsi selama 5 hari.