REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA--Museum Sonobudoyo di Yogyakarta sedang didesain untuk bisa berfungsi sebagai museum yang mempunyai standar internasional. Namun dana untuk ke arah sana baru tersedia pada 2012.
''Untuk itu kami sudah melakukan training agar museum Sonobudoyo berfungsi sebagai museum berstandar internasional,'' ujar Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X pada wartawan di Kepatihan Yogyakarta, Senin (30/8). Agar museum tersebut mempunyai standar internasional berarti bangunan, lay out bangunan, termasuk pengamannya harus standar internasional.
''Kalau museum berstandar internasional berarti harus ada CCTV, jumlah petugas yang cukup, tempat-tempat untuk menyimpan barang yang sifatnya punya nilai harus ada standar tertentu dan tidak asal diberi tempat, melainkan harus diperlakukan khusus,'' jelas Sultan.
Sehubungan dengan rencana Museum Sonobudoyo berfungsi sebagai museum berstandar internasional, kata Sultan, tentu perlu dana untuk. ''Namun realisasi dananya kemungkinan baru tahun 2012 atau pada perubahan anggaran tahun 2011,'' ungkapnya.
Lebih lanjut Sultan mengatakan CCTV yang sudah ada di museum Sonobudoyo itu harus diaktifkan. ''Apa artinya CCTV kalau tidak diaktifkan. Kalau CCTV tidak diaktifkan berarti petugasnya terlena,''ungkap dia.
Sebagaimana yang telah diberitakan sebelumnya, Museum Sonobudoyo kecurian benda-benda emas dan pada waktu itu CCTV tidak diaktifkan. Namun ketika ditanya masalah tersebut, Sultan tidak bersedia mengemukakan hal itu siapa yang bersalah.
''Kita lihat dulu persoalannya bagaimana, kita tunggu hasilnya dari pihak kepolisian faktornya apa yang menyebabkan CCTV itu tidak aktif pada saat kecurian. Jangan sampai kita memvonis tanpa mengetahui persoalan,'' tegas Sultan.