REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Meletusnya Gunung Sinabung di Karo, Sumatera Utara (Sumut), ternyata membawa pengaruh terhadap kunjungan wisata ke daerah itu. Terbukti tingkat hunian hotel berbintang di Berastagi, salah satu tujuan wisata di kawasan pegunugan berhawa sejuk ini, pada Lebaran kali ini anjlok dibandingkan tahun -tahun sebelumnya hingga 50 persen. Sementara itu arus balik masih terus mewarnai kota Medan pada hari kerja pertama pegawai kemarin (14/9).
“Tingkat hunian hotel di Berastagi pada Idul Fitri tahun ini jauh di bawah angka tahun-tahun sebelumnya. Pengaruh meletusnya Gunung Sinabung ternyata sangat besar,” kata eksekutif pengelola Hotel Sibayak Berastagi, Tandeanus Sukardi.
Sebelum Gunung Sinabung meletus 29 Agustus 2010, kata dia, pesanan kamar hotel untuk lebaran cukup tinggi.Namun pascameletusnya Sinabung itu, terjadi pembatalan-pembatalan pesanan hotel.
“Tetapi masih syukurlah, hunian hotel masih bisa sebesar 50 persen, meski dibandingkan tahun-tahun sebelumnya yang biasanya mulai H-2 hingga H+3, kamar Hotel Sibayak di Berastagi yang sebanyak 113 itu sudah terjual 100 persen,” katanya. Berastagi selama ini dipilih karena hawanya sejuk dan pemandangannya cukup bagus.
Tapi, tingkat hunian hotel di Parapat, justru penuh sesak.General Manager Hotel Niagara, Parapat, Cahyo Pramono, menyebutkan, sejak tanggal 9 hingga 12 September, tingkat hunian hotelnya sudah “full”.“Bahkan banyak pesanan yang terpaksa ditolak karena kamar sudah terjual semua,” katanya.
Tingkat hunian hotel itu baru mulai berkurang sejak tanggal 13 hingga 18 September atau hanya menjadi 40 persenan.“Tingkat hunian hotel di Parapat memang naik kalau lebaran, tetapi tahun ini memang terasa lebih banyak permintaan.Mungkin warga yang membatalkan pesananan hotel di Berastagi mengalihkan ke Parapat,” katanya.