Kamis 30 Sep 2010 03:13 WIB

Rusuh Tarakan, Polisi Temukan Dua Lagi Korban Tewas

Rep: A Syalaby Ichsan/ Red: Endro Yuwanto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Polisi menemukan dua lagi korban tewas akibat kerusuhan di Tarakan, Kalimantan Timur. Menurut Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Pol Iskandar Hasan, dua jenazah atas nama Iwan dan Unding ditemukan polisi dalam kondisi tidak bernyawa di Jl. Yos Sudarso, Tarakan.

Namun, Iskandar mengaku hingga saat ini polisi masih belum mengetahui apa penyebab tewasnya dua warga tersebut. "Belum tahu tewas kenapa," ujar Iskandar saat dihubungi, Rabu (29/9).

Sebelumnya, terdapat tiga orang tewas dan delapan korban luka-luka akibat kerusuhan tersebut. Korban masing-masing atas nama Abdullah, Pugut, dan Mursidul Armin. Selain itu, terdapat enam rumah warga terbakar akibat kerusuhan tersebut. Namun, polisi hingga saat ini belum mengetahui berapa taksiran kerugian akibat kerusuhan Tarakan tersebut.

Lima jenazah tersebut, tutur Iskandar, saat ini sudah berada di Rumah Sakit Umum Daerah Tarakan. Iskandar pun mengatakan masih menunggu kabar dari Deputi Operasional Mabes Polri, Irjen Pol Sunarko tentang perkembangan terakhir kasus Tarakan. "Tunggu Deops sedang ke sana. kita tunggu saja," jelasnya.

Untuk warga yang ingin mengamankan diri, Iskandar mengatakan bisa diamankan di markas-markas penegak hukum saja. Menurutnya, warga dapat menyelamatkan diri sementara ke Markas TNI Angkatan Laut. Tapi kemudian warga tersebut kembali lagi ke rumahnya masing-masing.

Kasus ini sendiri berawal dari perkelahian antara Abdurrahman Syah melawan lima pemuda tidak dikenal pada Ahad (26/9), sekitar pukul 23.30 WITA. Ketika itu, Abdurrahman tengah melintas di depan perum Korpri, Jl. Serunai 3, Tarakan, Kalimantan Timur.

Usai dikeroyok, Abdurrahman Syah sempat dirawat di RS. Tarakan pada sekitar pukul 00.00 WITA. Abdurrahman kemudian sempat bercerita kepada keluarganya bahwa ia telah dikeroyok sejumlah pemuda. Ayah Abdurrahman, Abdullah, bersama dengan enam orang lainnya, kemudian mencari pelaku penganiayaan anaknya tersebut. "Saat tiba di Perum Serunai 3, mereka lalu diserang oleh lima orang," ujar Wakadiv Humas Polri, Brigjen Pol I Ketut Untung Yoga Ana.

Yoga mengatakan mereka membawa parang, mandau dan tombak untuk menyerang Abdullah dan kawan-kawan. Kemudian, tuturnya, terjadi perkelahian sehingga Abdullah yang juga merupakan tokoh pemangku adat suku Tidung tersebut meninggal dunia. Satu jam setelahnya, massa dari kelompok Tidung menyerang Perum Serunai 3. Menurut Yoga, rumah salah satu warga bernama Nurdin menjadi korban amuk massa. Kelompok itu pun membakar rumah warga tersebut.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement