REPUBLIKA.CO.ID,PEMALANG-–Stok darah yang tersedia di Palang Merah Indonesia (PMI) Pemalang ternyata dalam kondisi kritis. Lembaga sosial ini hanya memiliki 61 kantong darah. Padahal dari kasus tabrakan Kereta Api Argo Bromo Anggrek dengan KA Senja Utama, korban yang luka-luka mencapai ratusan orang.
‘’Memang sampai siang ini belum ada permintaan darah dari RSUD Dr Ashari maupun RS Santa Maria untuk korban kecelakaan kereta. Kalau sampai ratusan kita bingung juga untuk memenuhinya,’’ kata petugas Unit Pelaksana Teknis (UPT) PMI, Cipto Widodo kepada Republika, Sabtu (2/10).
Cipto menjelaskan darah yang tersedia cukup banyak untuk golongan B yakni 29 kantong, sementara untuk yang O hanya 20 kantong dan A serta AB masing-masing 9 dan 10. “Tapi hari ini sudah ada permintaan sekitar tujuh kantong di luar kasus kecelakaan kereta,’’ jelasnya.
Jika sampai kekurangan darah, ia mengimbau masyarakat untuk mendonorkan darah ke PMI Pemalang. Cipto mengakui, semua rumah sakit tidak memiliki bank darah, sehingga untuk penyimpanan terpusat di PMI. ‘’Bulan ini memang orang yang mendonorkan darah cukup sedikit,’’ terangnya.
Menurut data kepolisian, jumlah korban ditaksir mencapai ratusan orang. Umumnya mereka mengalami patah tulang, cedera kepala ringan hingga berat dan sebagainya.