REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN--Demo memperingati satu tahun pemerintahan SBY-Boediono juga
berlangsung di Medan, Sumatra Utara (Sumut), Rabu (20/10). Sekitar 250 orang dari berbagai lembaga mendatangi Gedung DPRD Sumut. Selain menyampaikan aspirasi, ada pula aksi teatrikal dengan mengenakan
topeng babi dan pembakaran foto Presiden SBY.
Dalam aksi teatrikal yang dipagelarkan, pemakai topeng babi yang terbuat dari kertas memaksudkan pemerintahan SBY sebagai kapitalis yang menentukan arah kebijakan pemerintahan yang tidak prorakyat.
Dalam orasinya mereka secara terbuka menyatakan pemerintahaan SBY telah gagal dalam mensejahterakan dan memberikan ketenteraman kepada rakyat.
Aksi demonstrasi ini digagas tiga kelompok massa berbeda. Masing-masing menamakan diri Gerakan Bersama Tangkap Koruptor (Gertak), Aliansi Rakyat Menggugat (ARM) dan Gerakan Mahasiswa Medan Bersatu (GMMB). Dalam pernyataan sikap yang dibacakan, mereka mengecam pemerintahan SBY-Boediono yang dinilai tak berpihak kepada rakyat dalam berbagai kebijakannya.
"Kami menilai pemerintahan saat ini gagal melaksanakan amanah rakyat, gagal menyejahterakan rakyat," kata Johan Merdeka, salah satu koordinator aksi demo tersebut.
Dalam aksi ini, massa juga melakukan pembakaran foto SBY. Aksi tersebut sempat coba dicegah aparat keamanan, namun upaya tersebut dihalang-halangi pendemo. Untuglah tidak sempat terjadi keributan antara aparat dengan pendemo.
Kendati jumlah massa hanya sekitar 250 orang, namun polisi yang berjaga setidaknya dua kali lebih banyak dari itu. Kepala Kepolisian Daerah Sumut Irjen Pol Oegroseno terlihat memantau langsung aksi demo
itu. Penjagaan ketat dilakukan untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan. Sejauh ini aksi demo berjalan tertib, kendati menyebabkan kemacetan di beberapa ruas jalan, seperti Jl Balai Kota, Jl Imam Bonjol, Jl Pengadilan, dan Jl Kapten Maulana Lubis.