REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR--Bali dalam memacu pembangunan subsektor perikanan sekaligus mendukung Indonesia menjadi penghasil produk perikanan terbesar melalui pengembangan kawasan minapolitan. "Pengembangan minapolitan menekankan pada produk ikan unggulan dari masing-masing delapan kabupaten dan satu kota di Bali," kata Kepala Bidang Perikanan Tangkap dan Budidaya pada Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Bali Anak Agung Gede Mahendra Putra di Denpasar, Selasa.
Ia mengatakan, pengembangan minapolitan dilakukan secara bertahap dalam lima tahun mendatang dengan sasaran mampu meningkatkan produksi sebesar 353 persen. Masing-masing kabupaten/kota di Bali memiliki komoditas unggulan sektor perikanan dengan harapan dapat dikembangkan secara maksimal.
Kabupaten Bangli, misalnya, dengan Danau Batur yang memiliki luas 6,05 kilometer persegi dengan kedalam 60-70 meter diarahkan untuk mengembangkan ikan nila dengan sasaran produksi 3.570 ton setiap tahun.
Agung Mahendra menambahkan, Kabupaten Jembrana, daerah ujung barat Bali memiliki hamparan daerah pesisir dan diarahkan untuk mengembangkan udang vaname dengan sasaran produksi sebanyak 5.290 ton setiap tahun. Kemudian Kabupaten Gianyar yang dikenal sebagai daerah gudangnya seni di Bali, juga diarahkan untuk mengembangkan udang galah dengan target produksi 1.364 ton per tahun.
Demikian pula Kabupaten Tabanan yang selama ini dikenal sebagai daerah gudang beras di Bali diarahkan untuk pengembangkan ikan air tawar, terutama jenis karper dan lele dengan target produksi 600 ton setiap tahun.
Agung Mahendra menjelaskan, Kabupaten Buleleng yang memiliki daerah pesisir sepanjang pantai utara Pulau Dewata, diarahkan untuk mengembangkan ikan kerapu dengan sasaran produksi 70 ton per tahun. Kabupaten Karangasem juga memiliki potensi pengembangan udang galah dengan sasaran produksi 180 ton per tahun, sedangkan Kabupaten Badung khususnya di Kuta Selatan dan Kota Denpasar yang memiliki pesisir pantai diprioritaskan untuk pengembangan rumput laut dengan sasaran produksi masing-masing 63.500 ton dan 800 ton.
Untuk Kepulauan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung yang memiliki perairan laut sangat cocok untuk pengembangan rumput laut, sasaran produksinya ditarget 274.300 ton per tahun.
Pengembangan komoditi andalan di masing-masing kabupaten/kota itu masih perlu dukungan dan peranserta Pemkab/Pemkot untuk lebih menyosialisasikannya kepada masyarakat setempat. Oleh sebab itu perlu koordinasi yang baik antara Pemprov Bali dengan Pemkab/Pemkot, sekaligus memperbanyak tenaga penyuluh untuk memberikan pembinaan kepada para kelompok tani ikan maupun kelompok nelayan, katanya.
Selain itu, perlu upaya menyempurnakan sarana dan insprastruktur yang ada dengan sasaran program pengembangan kawasan minapolitan dapat tercapai, harap Agung Mahendra.