REPUBLIKA.CO.ID,PALU--Sedikitnya 200 rumah penduduk yang tersebar di enam desa pada dua kecamatan di Kabupaten Buol, Sulawesi Tengah, terendam banjir menyusul meluapnya Sungai Guamonial. Ricky Muda (38), warga Buol yang sempat mengunjungi lokasi banjir mengatakan sebanyak 40 rumah terendam di Desa Unone, Desa Biau (50), Desa Bungkudu (40), Desa Pomayagon (30), Desa Wakat (45), dan Desa Guamonial (14).
Desa Pomayagon, Guamonial, dan Wakat berada di Kecamatan Momunu, sedangkan tiga desa lainnya yang terkena banjir itu berlokasi di Kecamatan Bukal yakni Desa Bungkudu, Biau dan Unone "Hampir semua sekolah, rumah ibadah, dan balai desa juga ikut terendam," katanya saat dihubungi per telpon, Selasa.
Menurut Ricky, Desa Biau dan Bungkudu wilayah terparah direndam banjir dengan ketinggian air mencapai pinggul orang dewasa. Insentisitas curah hujan yang tinggi kurun tiga hari terakhir yang mengakitbatkan Sungai Guamonial meluap, juga merusak ratusan hektare sawah siap panen dan sumber air bersih warga.
Guna memenuhi kebutuhan air untuk keperluan MCK warga yang desanya dilanda banjir terpaksa mengambil dari desa tetangga yang jaraknya cukup jauh. "Banjir juga merusak ruas jalan yang menghubungkan Kecamatan Bukal dan Kecamatan Momunu sepanjang satu kilometer. Akibatnya aktifitas keseharian warga lumpuh total," katanya.
Warga yang rumahnya terendam banjir sebagian mengungsi ke rumah keluarga karena takut banjir susulan menyusul kondisi cuaca yang terus mendung. Sebagian lagi memilih bertahan di rumahnya meski harus makan dan tidur di atas ranjang, serta memasak di atas meja.
Para korban banjir menyesalkan lambannya bantuan pemerintah meski banjir telah memasuki hari kedua.
"Jangankan bantuan datang, melihat saja belum. Kalau tahun sebelumnya ada bantuan dari Pemkab," keluh Ibu Asia, warga desa Guamonial.
Banjir yang melanda enam desa ini sudah menjadi langganan sejak tahun 2004, akan tetapi banjir kali ini lebih besar dari tahun sebelumnya.