Jumat 05 Nov 2010 00:58 WIB

Tim LIPI Tinjau Mentawai

Rep: M Ikhsan Shiddieqy/ Red: Endro Yuwanto
LIPI
LIPI

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Staf Khusus Presiden bidang Bencana dan Bantuan Sosial, Andi Arief mengatakan, pihaknya dan Pemprov Sumatra Barat menindaklanjuti pertemuan pada 12 Oktober 2010 di Padang, memfasilitasi Tim Survei Tsunami LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) dan EOS (Earth Observatory of Singapore) untuk melakukan kajian ilmiah pascabencana tsunami di Pulau Pagai Selatan, Utara, dan Sipora.

"Sasaran dari survei ini utamanya adalah untuk melakukan pengukuran secara ilmiah dan sistematik dari tinggi gelombang di pantai, jauhnya limpasan tsunami, serta tinggi hempasan gelombang run-up-nya di berbagai lokasi, khususnya pada lokasi-lokasi di mana terjadi korban banyak," kata Andi, Kamis (4/11). Dia menambahkan, tim juga akan mengumpulkan data peristiwa bencana tsunami dari para saksi mata ditemui nanti di lapangan.

Rencananya, tim akan berangkat pada Jumat (5/11) dari Bengkulu menuju Pulau Pagai dengan memakai KM Andalas, yakni kapal kargo penumpang dengan panjang 27 meter yang biasa dipakai LIPI untuk penelitian gempa tsunami di Mentawai selama bertahun-tahun. "Diperkirakan tim akan melakukan survei lapangan selama 10-14 hari untuk kemudian kembali via Padang," kata Andi.

Tidak hanya melakukan survei, tim juga membawa berbagai suplai bantuan berupa makanan, minuman, pakaian, dan kebutuhan lain yang dikumpulkan oleh tim dari sumbangan pribadi para staf LIPI, EOS, dan berbagai pihak lainnya guna didistribusikan ke masyarakat yang terkena bencana di lokasi-lokasi yang akan didatangi. Hasil kajian diharapkan membantu para ahli untuk lebih mengerti tentang apa yang sudah terjadi di Mentawai.

Data akurat dari tinggi gelombang, jauhnya limpasan, dan run-up adalah data primer yang sangat esensial untuk validasi dari pengembangan model simulasi tsunami. "Dari model yang valid ini nantinya kita dapat lebih mengerti kenapa kejadian tsunami 26 Oktober ini memakan demikian banyak korban. Selain itu, model ini juga akan membantu para ahli untuk mengetahui di mana sumber patahan gempa yang membangkitkan tsunami tersebut," katanya.

Selanjutnya, kata Andi, diharapkan para ahli dapat mengaplikasikan pengetahuan tentang sumber gempa 26 Oktober 2010 ini dan karakteristik tsunami yang dibangkitkannya untuk memprediksi lebih akurat lagi tentang potensi dampak bencana dari gempa besar yang menurut prediksi ilmiah masih akan terjadi lagi dikemudian hari dengan kekuatan mencapai 8,8 SR.

Para peneliti terdiri dari Dr Danny Hilman (LIPI), Prof Kerry Siech (Singapura), Ir Bambang Widyoko (LIPI), Dr Jose Borrero (Amerika Serikat), Dr Herman Fritz (Amerika), Dr Li Lin-Lin (Singapura), Mr Qiu Qiang (NTU Singapura), Mr Tius (Kandidat Doktor Great-CrATER ITB), Dr Eko Yulianto (LIPI), Prof Kenzi Shitake (Jepang), Dr Nishimura (Jepang), dan Purna (Kandidat Doktor Jepang), dan Erick Rizki (asisten Staf Khusus Presiden).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement