Sabtu 06 Nov 2010 05:26 WIB

Tempat Pengungsian Merapi yang Baru Masih Semrawut

Rep: yoe/ Red: Krisman Purwoko

REPUBLIKA.CO.ID,SLEMAN--Bupati Sleman Sri Purnomo menyesalkan masih ada korban yang jatuh akibat erupsi Merapi saat ini. Katanya, begitu BPPTK meningkatkan wilayah aman sampai 15 km dari puncak Merapi, pemerintah daerah sudah mengingatkan masyarakat agar meninggalkan rumah-rumah mereka yang masih masuk wilayah berbahaya, untuk segera mengungsi ke barak-barak yang ada.

''Kami lalu membawa mereka bersama pengungsi-pengungsi yang lebih tinggal di barak ke tempat yang lebih aman, contohnya di Stadium Maguwoharjo,'' kata Sri Purnomo di Stadiun Maguwoharjo, Jumat sore.

Kata dia, korban baru jatuh di dusun-dusun di sekitar Kaliadem, Cangkringan, yang sampai Kamis malam belum juga meninggalkan rumah mereka. Ke depan, katanya, warga sebaiknya bisa mengikuti setiap rekomendasi dari BPPTK agar tak lagi jatuh korban baru berkaitan dengan erupsi Merapi ini.

Sri Purnomo mengakui bahwa saat ini situasi di barak-barak pengungsian baru belum terkendali sepenuhnya, berkaitan dengan kecukupan fasilitas seperti untuk MCK, dapur umum dan lainnya.

Ia juga mengakui masih banyak pengungsi yang ''tercecer'' di sejumlah tempat pengungsian baru seperti di Masjid Agung Sleman dan di GOR Sleman. ''Saat ini kami sedang menata tempat-tempat pengungsian tersebut, agar semua kebutuhan pengungsi dapat tercukupi,'' kata Bupati.

Bupati sendiri mengakui ia belum tahu pasti jumlah pengungsi di masing-masing tempat pengungsian tersebut, tapi diperkirakan jumlah keseluruhannya mencapai 30 ribu jiwa. Assekda III Sunartono mengatakan Pemkab kini fokus untuk mendata para pengungsi yang ada di tempat-tempat pengungsian baru ini.

Menurut dia, Pemkab sedang mempertimbangkan untuk mengumpulkan para pengungsi di dua tempat utama, yakni di Stadium Maguwoharjo dan di GOR Sleman, sehingga Pemkab bisa lebih fokus memenuhi kebutuhan mereka.

Sementara di tempat pengungsian Stadiun Maguwoharjo situasi sampai petang ini masih semrawut. Para petugas berusaha mengumpulkan mereka berdasarkan desa asal mereka masing-masing, namun para pengungsi lebih memilih untuk mendapatkan tempat lebih dulu.

Selain itu, sarana-prasana di Stadiun ini belum mencukupi kebutuhan pengungsi. Untuk buang air, para pengungsi bisa memanfaatkan sarana toilet di Stadium ini tapi sayangnya kebanyakan toilet tersebut tak tersuply air mencukupi.

Selain itu, stadiun ini belum dilengkapi dengan tikar atau kasur untuk kebutuhan pengungsi. Untunglah para dermawan kemudian datang atas inisiatif mereka dengan membawa kebutuhan-kebutuhan tersebut, walapun belum mencukupi semua kebutuhan pengungsi.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement